Senin 07 Oct 2019 15:48 WIB

Guru dan Murid di Wamena Kembali ke Sekolah

Kondisi di Wamena beransur pulih.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
Kegiatan beberapa sekolah di Wamena, Papua, Senin (7/10). Di antaranya di SMAN 1 Wamena dan SMPN 1 Wamena.
Foto: Dok Pendam XVII Cenderawasih
Kegiatan beberapa sekolah di Wamena, Papua, Senin (7/10). Di antaranya di SMAN 1 Wamena dan SMPN 1 Wamena.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Anak-anak dan guru di Wamena, Papua, sudah memulai kembali kegiatan di sekolah. Hari ini, Senin (7/10), melakukan pembersihan puing-puing atau pecahan kaca yang ada di sekolah.

 Berdasarkan dokumentasi Penerangan Kodam (Pendam) XVII/Cenderawasih, kegiatan di sekolah sudah mulai dilakukan, baik SD, SMP, maupun SMA. Para siswa bersama dengan guru bergotong royong membersihkan sekolah

Baca Juga

 Di SMAN 1 Wamena contohnya, mereka membersihkan ruang kelas, lorong di depan kelas, hingga ke selokan yang ada di dalam lingkungan sekolah. Baik guru maupun murid sama-sama menggunakan sapu, bakul sampah, karung, dan alat pembersih lainnya.

 "Karena ini baru hari pertama masuk, jadi sementara masih pembersihan kelas, puing-puing yang ada pecahan kaca," ujar Fitri, guru matematika SMAN 1 Wamena, berdasarkan video dokumentasi Pendam XVII/Cenderawasih, Senin (7/10).

 Fitri mengatakan, masih ada guru yang belum bisa mengajar karena sedang mengungsi ke daerah lain, Jayapura misalnya. Ia memperkirakan, rekan-rekannya akan mulai kembali ke Wamena untuk mengajar besok atau lusa. Ia pun berharap aktivitas sekolah dapat terus berlanjut dengan kondisi keamanan yang semakin kondusif.

 "Semoga cepat kembali dari pengugnsian yang mau kembali ke sini dan semoga cepat masuk kelas tidak ada trauma lagi. Untuk sementara (guru) sudah lumayan banyak. Yang lain di Jayapura, tapi mungkin besok atau Rabu sudah balik lagi," katanya.

Dorteus, guru ekonomi di SMAN 1 Wamena, mengatakan, berlangsungnya kembali kegiatan di sekolah merupakan pertanda baik bagi warga Wamena. Ia berharap, kegiatan belajar-mengajar bisa segera dilakukan seperti biasa.

 Soal keamanan, Dorteus merasa, sebenarnya situasi Wamena aman-aman saja. Ia mengatakan, kejadian kerusuhan hanya terjadi pada 23 September saja. Setelah hari itu, keadaan keamanan di Wamena tidak begitu parah.

 "Yang ramein kan hanya berita-berita yang dari TV segala macam yang bikin rame. Tapi sesunggunya begitu hari kejadiannya pada 23 (September) itu selesai sebetulnya. Keadaan tidak terlalu parah," jelasnya.

Selain di SMAN 1 Wamena, kegiatan di sekolah juga sudah dilakukan di SMP 1 Wamena. Di sana, para murid dan guru melakukan kegiatan bersama-sama di lapangan yang ada di dalam lingkungan sekolah.

 Di samping melakukan pembersihan sekolah, mereka juga mengikuti kegiatan penyembuhan trauma. Mereka melakukan kegiatan seperti menari dengan diiringi lagu daerah Papua, Sajojo, dan beberapa permainan.

 "(Trauma healing difasilitasi) dari Kementerian Sosial, Pemerintah Kabupaten, dan sekolah," jelas Wakapendam XVII/Cendrawasih, Letkol Infanteri Dax Sianturi, melalui pesan singkat kepada Republika.

 Selain merekam kegiatan di sekolah, Pendam XVII/Cenderawasih juga memberikan video kegiatan perekonomian di Wamena. Berdasarkan video tersebut, ada toko atau ruko yang beroperasi di sana. Kegiatan jual-beli juga sudah berlangsung.

Menurut keterangan Sahrul, salah satu wartawan nasional yang sudah berada di Wamena sejak pekan lalu, kegiatan di sekolah memang sudah dilaksanakan sesuai dengan imbauan bupati. Tapi, kegiatan belajar-mengajar belum dilakukan.

 "Banyak guru udah kadung ngungsi dan keluar Wamena. Banyak murid juga gitu. Ada sekolah yang datang muridnya cuma 10 persen dari total, ada yang cuma dua orang," katanya saat dihubungi Republika, Senin (7/10).

 Menurut pria berusia 25 tahun itu, kondisi keamanan di Wamena sudah cukup aman, tapi masih perlu waspada terutama di daerah pinggiran di luar kota Wamena. Jika ingin ke lokasi tersebut, perlu ditemani oleh penduduk asli Papua.

 "Dari saya dateng minggu lalu nggak mencekam kok. Kata orang sini mencekam pas kejadian saja," tuturnya.

 Sebelumnya, Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, mengungkapkan, penduduk lokal Papua tak ingin proses pendidikan di Wamena dan sekitarnya terhenti. Mulai Senin pekan depan, proses belajar-mengajar sudah mulai normal kembali.

 "Penduduk setempat juga menginginkan, pendidikan untuk SD, SMP, SMA terus berjalan walaupun sekarang agak terganggu. Dari informasi yang kita peroleh, mulai hari Senin pendidikan sudah normal kembali," ujar Hadi usai upacara HUT TNI ke-74 di Taxy Way Echo Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (5/10).

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement