Rabu 11 Sep 2019 19:00 WIB

Habibie, Putra Indonesia yang Menaklukkan Eropa

BJ Habibie salah satu putra bangsa yang dihormati dunia.

Rep: Febryan. A/ Red: Karta Raharja Ucu
FOTO DOKUMENTASI. Presiden ketiga RI BJ Habibie melambaikan tangan saat akan menghadiri Sidang Tahunan MPR Tahun 2015 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Foto:
FOTO DOKUMENTASI. Presiden ke-3 RI sekaligus Ketua Dewan Kehormatan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) BJ Habibie tertawa saat pembukaan Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Tahun 2017 di Istana Kepresidenan Bogor, Jakarta, Jumat (8/12/2017).

Gelar Doktor dan Menikahi Ainun

Habibie melanjutkan studinya di Jerman tanpa beasiswa. Ia mengandalkan sepenuhnya dukungan finansial dari sang ibu yang punya usaha katering dan kos-kosan. 

 

Demi menghemat pengeluaran, Habibie meimilih untuk tingga jauh pusat kota Aachen di mana kampusnya berada. Ia pun berjalan kaki setiap hari menuju kampus yang merupakan salah satu universitas terkemuka dalam bidang teknik di Jerman itu. 

 

Pegorbanannya tak sia-sia, lima tahun setalah itu, ia lulus sebagai diploma teknik Jerman bidang desain dan konstruksi pesawat terbang. Gelar tersebut setara dengan gelar Master (S2) di negara lain.

 

Tak lama setelah lulus dari jenjang S2, Habibie menikahi teman SMA nya Hasri Ainun Besari pada tahun 1962. Pada masa itu Ainun memiliki gelar dokter dan bekerja di sebuah Rumah Sakit di daerah Jakarta. Rasa cinta dan pengabdiannya yang besar membuat Ainun rela meninggalkan pekerjaannya demi mengikuti suami untuk hijrah membangun karir dan impian di Jerman.

 

"Ibu Ainun bukan hanya seorang istri atau pendamping yang setia. Tetapi, lebih dari pada itu, Ibu sudah menyatu dengan saya," kata B.J Habibie kepada mantan pimred Republika, A Makmur Makka, sebagaimana dimuat di Harian Republika edisi 29 Mei 2010.

 

Dari pernikahan keduanya, Habibie dan Ainun dikaruniai dua orang putra. Yakni Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.

 

Menikah dan tinggal bersama di Ainun di Jerman, Habibie awalnya bekerja sebagai asisten profesor hingga akhirnya medapatkan beasiswa S3. Tahun 1964, Habibie berhasil meraih gelar doktornya pada usia 28 tahun dengan predikat summa cum laude atau dengan kehormatan tertinggi.

 

Selanjutnya Habibie berkarir di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman. Di sini ia menciptakan sejumlah teori penting bagi dunia penerbangan. Salah satunya, Theory of Habibie atau Teori Crack Propagation, yakni sebuah teori yang menjadi solusi atas masalah retakan sayap pesawat akibat guncangan saat take off dan landing.

 

photo

Foto Dokumentasi. Menteri negara Riset dan Tekonologi Prof.Dr.B.J. habibie (kanan) menjelaskan model pesawat terbang dari berbagai jenis dalam suatu pertemuan dengan Menteri Pertahanan Australia Ian Sinclair (tengah) di ruang kerja Menristek di Gedung BPP Teknologi Jakarta, Selasa (14/01/1983).

Melejitnya karir Habibie di Jerman, ia pun diminta Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia. Ia kemudia menjabat Menteri Negara Riset dan Teknologi hingga puncak karir politiknya sebagai Presiden Republik Indonesia Ke-3.

 

Kini tokoh bangsa itu sedang terbaring di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta. Sejak Senin (8/9) lalu, Habibie dirawat intensif di sana. 

 

Asisten pribadi Habibie, Rubijianto pada Ahad (8/9), meminta seluruh rakyat Indonesia mendoakan kesembuhan untuk tokoh bangsa yang kini berusia 83 tahun itu. Sehingga ia bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement