Kamis 08 Aug 2019 05:39 WIB

Mbah Moen, Panutan Kala PPP Dilanda Dualisme

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menjadi salah satu pihak yang merasa kehilangan.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Andri Saubani
Keua Majelis Syariah PPP, KH Maimoen Zubair menyimak sambutan Ketua Umum DPP PPP Djan Faridz  dalam Silaturahmi Nasional Partai Persatuan Pembangunan di Jakarta, Ahad (22/11). (Antara/Puspa Perwitasari)
Keua Majelis Syariah PPP, KH Maimoen Zubair menyimak sambutan Ketua Umum DPP PPP Djan Faridz dalam Silaturahmi Nasional Partai Persatuan Pembangunan di Jakarta, Ahad (22/11). (Antara/Puspa Perwitasari)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wafatnya KH Maimoen Zubair atau akrab disapa Mbah Moen meninggalkan duka yang mendalam bagi sebagian masyarakat Indonesia. Jasanya yang besar di bidang dakwah dan pendidikan, membuat Mbah Moen begitu dikenang banyak orang menjadikannya sebagai panutan.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menjadi salah satu pihak yang merasa kehilangan atas wafatnya beliau. Ajaran dan nasihatnya begitu dikenang bagi para kader di partai berlambang Ka'bah tersebut.

Baca Juga

Bahkan, di usianya yang sudah uzur, Mbah Moen tetap menyampaikan pesannya kepada para kader sebelum ajal menjemputnya. "Minggu malam (4/8) dua hari lalu, Mbah Moen titip pesan kepada kader PPP agar tetap memegang prinsip perjuangan amar ma'ruf nahi munkar," ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP PPP, Achmad Baidowi kepada Republika, Rabu (7/8).

Pada pertemuan tersebut, tak terbesit di pikiran Baidowi bahwa Mbah Moen akan menghadap kepada sang penguasa. Karena pada malam itu, beliau terlihat begitu semangat membicarakan perkembangan PPP saat ini.

Bahkan saat itu, Baidowi menceritakan bahwa dirinya berniat untuk pamit pulang. Namun, Mbah Moen menahannya dan mengajaknya untuk makan nasi kebuli yang telah dibeli oleh salah satu santri beliau. "Dengan ditemani istri tercinta, beliau mulai memberikan nasihat-nasihat kepada kami," ujarnya.

Mbah Moen memang dikenal sebagai sosok yang bersahaja dan sederhana dalam kehidupannya. Selain itu, meski tak muda lagi, beliau masih aktif berkegiatan dalam bidang dakwak dan pendidikan.

"Mobilitas beliau cukup tinggi meskipun harus bolak-balik ke pesantrennya yang sekaligus kediamannya di Rembang, Jawa Tengah," ujar Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PPP Syaifullah Tamliha.

Tamliha juga menceritakan bahwa dirinya sangat terkesan dengan sosok Mbah Moen, yang dinilainya pantas dijadikan sebagai panutan. Salah satunya saat Ketua Majelis Syariah PPP itu mengupayakan agar dualisme tak lagi terjadi di partainya.

Mbah Moen bahkan diketahui menemui Presiden Joko Widodo untuk memberi perhatian terhadap konflik yang terjadi PPP. Ia menilai pemerintah harus memberi sedikit intervensi dalam penyelesaian masalah perpecahan di partai berlambang Ka'bah itu.

Usia pertemuan tersebut, PPP melaksanakan Muktamar untuk menyelesaikan masalah kepemimpinan, yakni kubu kepengurusan Romahurmuziy (Romi) dan Djan Faridz. Saat itu, Mbah Moen turut hadir dalam acara tersebut, dan bertindak sebagai mediator.

"Akhirnya istilah ‘islah’ menjadi sebuah istilah oleh lembaga atau partai apapun yang bertikai untuk menyelesaikan konflik di internalnya," ujar Syaifullah.

Namun sayang, kedua kubu saat itu saling mengklaim sebagai pengurus yang sah. Islah pun kembali gagal dalam Mukatamar tersebut. Hingga akhirnya berselang beberapa tahun kemudian, Suharso Monoarfa dilantik menjadi Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP.

Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno menilai PPP akan merasa kehilangan atas wafatnya Mbah Moen. Menurutnya, beliau adalah sosok yang pantas menjadi panutan yang melintas batas dan dihormati semua kalangan.

"Dawuh-dawuhnya akan selalu penjadi petuah penting yang akan diingat semua kalangan," ujar Adi.

Ia pun mengimbau semua pihak untuk tak mengaitkan wafatnya Mbah Moen dengan politik. Karena saat ini, sebagian besar masyarakat Indonesia sedang berduka dengan kepergian beliau menghadap sang kuasa. "Mari doakan smoga beliau khusnul khotimah dan mendapat surga terbaik," ujar Adi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement