Kamis 25 Jul 2019 07:23 WIB

Jalan Berliku Diskon Tarif Lion Air

Pemerintah menetapkan diskon tiket maskapai berbiaya hemat kepada Citilink dan Lion.

Sejumlah maskapai terparkir di Bandara Internasional Ahmad Yani,Semarang,Jawa Tengah,Rabu (10/7).
Foto:
Pesawat komersial maskapai Citilink mendarat di landasan Yogyakarta International Airport (YIA) saat Proving Flight di Kulon Progo, DI Yogyakarta, Kamis (2/5/2019).

Mengenai persoalan harga tiket pesawat, Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menegaskan seharusnya pemerintah memikirkan cara jangka panjang. Hal tersebut lebih akan berdampak pada penurunan harga tiket.

"Kalau pemerintah memang ingin menurunkan tiket pesawat, seharusnya bisa menghilangkan atau menurunkan PPN tarif pesawat sebesar 10 persen," kata Tulus.

Dengan begitu, dia menilai pemerintah baru bisa melakukan cara yang adil tidak hanya menekan maskapai untuk menurunkan harga tiket. Namun, kata dia, pemerintah juga bisa berkontribusi dalam meringankan beban operasional maskapai.

Selain itu, Tulus meminta Kementerian Perhubungan bisa mengevaluasi formulasi tarif batas atas (TBA). "Sebab, selama tiga tahun terakhir sejak 2016, formulasi TBA dan tarif batas bawah (TBB) belum pernah dievaluasi," ujar Tulus.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, ide untuk menerapkan diskon tiket setiap hari membuat maskapai menuntut insentif fiskal lebih banyak kepada pemerintah. Salah satu insentif yang diajukan maskapai adalah pembangunan bengkel pesawat di Indonesia demi menekan biaya perawatan.

Perawatan suku cadang pesawat di luar negeri dianggap menjadi salah satu beban biaya yang membuat tarif tiket sulit turun. "Kalau (pembahasan) satu bulan itu ada beberapa usulan fiskal yang diusulkan, tapi kami belum bisa putuskan. Spare parts (suku cadang) itu kan biaya masuknya ada, itu yang diminta," ungkap Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Istana Negara, Selasa (23/7).

Budi menyebutkan, pembahasan perluasan penerapan diskon tiket ini akan dilakukan hingga sebulan mendatang. Budi juga menyampaikan bahwa pemerintah akan menggandeng pelaku industri pariwisata, termasuk Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) untuk ikut memberikan diskon kepada pelancong.

Menurut dia, pemberian diskon tiket pesawat nantinya akan ditambah dengan diskon dari hotel atau wahana wisata di sejumlah destinasi. Cara itu diyakini lebih ampuh untuk mendongkrak kunjungan wisata setelah sempat lesu karena harga tiket yang mahal. Ide awalnya, pemberian paket diskon pariwisata akan menyasar destinasi utama, seperti Bali dan Yogyakarta.

"Diskon bersama, bundling, mungkin misalnya Yogya, Bali. Dari situ sama-sama berikan diskon, jadi untuk orang yang akan ke Bali, hotel itu memberikan diskon 5 persen dan airlines juga. Itu yang kemarin diusulkan," ujar Budi.

Penerapannya, Budi memberikan contoh, maskapai memberikan diskon 50 persen tarif dari TBA, plus hotel memberikan diskon 50 persen dari tarif normal. Bila penawaran bundling diskon ini diminati wisatawan, kata Budi, penawaran ini berpeluang diterapkan pula di daerah lain. n Rahayu Subektied: fitriyan zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement