Senin 25 Feb 2019 16:29 WIB

Pemerintah Rumuskan Peta Making Indonesia 4.0

Pertumbuhan sektor ekonomi kreatif sekitar 5,76 persen.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti.
Foto: Istimewa
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG – Di era industry 4.0, masing-masing pelaku usaha telah menggunakan berbagai aplikasi dan perangkat (smart industry using internet-of-things), sehingga mengarah pada digitalisasi industri. Bagi mereka yang tidak memanfaatkan teknologi terancam kalah dalam persaingan.

Begitu disampaikan oleh Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti dalam acara Lomba Design antar Netizen #FlashDesignPalembang di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Ahad (24/2).

Niken melanjutkan, di tengah era industri 4.0 pemerintah telah memetakan lima sektor yang dijadikan pionir, yaitu makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia dan elektronika.

“Sektor-sektor ini dipilih menjadi fokus setelah melalui evaluasi dampak ekonomi dan kriteria kelayakan implementasi yang  mencakup ukuran PDB, perdagangan, potensi dampak terhadap industri lain, besaran investasi, dan kecepatan penetrasi pasar,” kata Niken dalam rilisnya, Senin (25/2).

Ia pun menegaskan bahwa implementasi industri 4.0 telah membawa dampak yang positif bagi ekonomi dan peluang kerja di Indonesia. Dengan Making Indonesia 4.0, akan mendorong pertumbuhan PDB riil sebesar 1-2 persen per tahun, sehingga

pertumbuhan PDB per tahun akan naik sampai 6-7 persen pada periode 2018-2030.

Selain itu, pertumbuhan PDB ini digerakkan oleh kenaikan signifikan ekspor netto, di mana Indonesia diperkirakan akan mencapai 5-10 persen rasio ekspor netto-terhadap PDB pada tahun 2030.

“Ditambah lagi pembukaan lapangan pekerjaan sebanyak 7-19 juta baik di sektor manufaktur maupun non-manufaktur pada tahun 2030 sebagai akibat dari permintaan ekspor yang lebih besar,” jelas dia.

Sementara pada kesempatan yang sama, Direktur Pengelolaan Media Dirjen IKP Kemenkominfo Siti Meiningsih menjelaskan Making Indonesia 4.0 sangat membutuhkan dan bergantung kepada kreativitas anak muda yang identic dengan inovasi-inovasi baru. Kegiatan Lomba Desain Antar Netizen yang diselenggarakan oleh pihaknya merupakan salah satu upaya merangsang inovasi anak muda dalam menjalankan industri 4.0.

“Generasi muda menjadi tulang punggung kemajuan suatu bangsa. Mereka memiliki kemampuan berinovasi dan berkreativitas mengembangkan ekonomi diri bahkan bangsanya. Kreativitas sudah tentu akan mendorong inovasi yang menciptakan nilai tambah lebih tinggi," kata Siti.

Lebih jauh ia menerangkan Kontribusi  ekonomi kreatif pada perekonomian nasional memang nyata. Nilai tambah yang dihasilkan ekonomi kreatif juga mengalami peningkatan setiap tahun.

Pertumbuhan sektor ekonomi kreatif sekitar 5,76 persen. Artinya berada di atas pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih, pertambangan dan penggalian, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, jasa-jasa dan industri pengolahan.

Di bidang IT, hingga 2020, potensi industri aplikasi, game hingga Internet of Things (IoT) di Tanah Air misalnya, diproyeksikan bisa mencapai USD130 miliar atau senilai Rp1.734 triliun. “Besarnya potensi ini tentu harus dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi digital, agar Indonesia bisa menjadi tuan di negeri sendiri,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement