Senin 18 Feb 2019 20:49 WIB

Bawaslu Evaluasi Pendukung Capres yang Ganggu Jalannya Debat

Tim sukses capres-cawapres diminta lebih bisa mengontrol para pendukung.

Rep: Dian Erika Nugraheny/ Red: Andri Saubani
Capres No 01 Joko Widodo dan Capres No 02 Prabowo Subianto berfoto usai debat kedua calon presiden pemilu 2019, Jakarta, Ahad (17/2).
Foto: Republika/Prayogi
Capres No 01 Joko Widodo dan Capres No 02 Prabowo Subianto berfoto usai debat kedua calon presiden pemilu 2019, Jakarta, Ahad (17/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Fritz Edward Siregar, mengatakan, jumlah pendukung masing-masing capres menjadi bahan evaluasi pelaksanaan debat kedua pilpres. Bawaslu memberikan rekomendasi kepada tim sukes capres untuk lebih bisa mengontrol para pendukung mereka.

"Mungkin kamu akan memberikan rekomendasi terkait dengan jumlah pendukung yang di dalam ruangan. Apakah jumlahnya terlalu banyak bisa berpotensi nanti ada hal-hal yang tidak diinginkan bisa bisa terjadi, " ujar Fritz kepada wartawan di Kantor Bawaslu, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (18/2).

Kedua, Bawaslu juga mencatat peran moderator dalam berinteraksi dengan penonton masih kurang. Sehingga, kondisi dalam ruang debat belum 'hidup' secara maksimal.

"Selanjutnya, du dalam ruangan debat kemarin agak memanas suasananya. Mungkin nanti Bawaslu akan memberikan rekomendasi terhadap tim kampanye untuk dapat dapat mengontrol tim pendukungnya dengan dengan lebih baik," tegas Fritz.

Sebelumnya, Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Viryan, mengatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi internal terkait pelaksanaan debat kedua pilpres pada Ahad (17/2) malam. Salah satu evaluasi KPU yakni jumlah pendukung masing-masing pasangan calon (paslon) yang hadir di venue debat.

"Kami sudah melakukan identifikasi terhadap sejumlah hal penting di setiap sesi debat. Saat ini kami sedang melakukan evaluasi internal," ujar Viryan kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement