Selasa 22 Jan 2019 18:43 WIB

Pascahujan, Kampung di Bakauheni Terdampak Longsor

Hujan diperkirakan masih terjadi hingga seminggu ke depan.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Muhammad Hafil
Longsor (Ilustrasi)
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Longsor (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Hujan terus mengguyur wilayah Lampung, Selasa (22/1). Beberapa desa dalam Kecamatan Bakauheni, Kabupaten Lampung Selatan terdampak tanah longsor. Pemkab Lampung Selatan masih mendata kerusakan rumah warga, dan belum ada dilaporkan adanya korban jiwa.

Pelaksana Tugas Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto meninjau lokasi kejadian di Dusun Pegantungan, Desa Bakauheni, Selasa (22/1). Ia imeminta warga tetap waspada karena musim penghujan masih berlangsung. “Kami sudah turunkan alat berat untuk mengatasi tanah longsoran,” kata Nanang.

Hujan yang mengguyur Lampung Selatan pada Senin (21/1) malam, membuat beberapa dusun mengalam tanah longsor. Diantaranya Dusun Pegantungan, Dusun Kepayang, dan Dusun Minangrua. Akses jalan terputus karena longsoran tanah menutupi badan jalan. Alat berat masih berupaya membuka akses jalan tersebut, Selasa (22/1).

Bupati Nanang telah meminta Camat Bakauheni dan Kepala Desa Bakauheni untuk melakukan pendataan terhadap rumah-rumah warga yang rusak akibat longsoran tanah tersebut. Pihaknya segera memberikan bantuan kepada korban tanah longsor. Pemkab juga sudah menurunkan alat berat untuk melakukan normalisasi sungai yang berada di kawasan longsor.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menginformasikan hujan lebat masih akan terjadi pada 23 hingga 30 Januari 2019. Dampak dari hujan dengan intensitas tinggi tersebut diantaranya  bencana banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.

Dalam situs BMKG menyebutkan, hasil analisis dinamika atmosfer pada Selasa (22/1), terpantau masih terdapat aliran massa udara basah dari Samudera Hindia yang masuk ke wilayah Pulau Jawa, Kalimantan, Bali, NTB, hingga NTT. Selain itu, masih kuatnya monsum dingin Asia besrta hangatnya suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia menyebabkan tingkat penguapan dan pertumbuhan awan cukup tinggi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement