Rabu 02 Jan 2019 23:01 WIB

TKN Menyebut Selalu Sebarkan Optimisme dan tak Takuti Rakyat

Jika yang disampaikan bersifat negatif dapat menimbulkan ketidakpercayaan publik

Rep: Ali Mansur/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Abdul Kadir Karding (tengah) didampingi Direktur Konten TKN, Fikri Satari (kedua kiri) dan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Aceh, Irwansyah (kedua kanan) memberikan keterangan menjelang persiapan Rakerda dan Konsolidasi Caleg-Relawan pemenangan pasangan Capres Joko Widodo-Kiai Maruf Amin di Banda Aceh, Rabu (12/12/2018).
Foto: Antara/Ampelsa
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Abdul Kadir Karding (tengah) didampingi Direktur Konten TKN, Fikri Satari (kedua kiri) dan Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Aceh, Irwansyah (kedua kanan) memberikan keterangan menjelang persiapan Rakerda dan Konsolidasi Caleg-Relawan pemenangan pasangan Capres Joko Widodo-Kiai Maruf Amin di Banda Aceh, Rabu (12/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Hebat Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, mengklaim calon presiden yang diusung berbeda dengan rivalnya, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Menurutnya, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin selalu menyebarkan optimisme di masyarakat. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga Uno yang kerap menakuti-nakuti masyarakat.

"Jelas Jokowi-Ma'ruf berbeda tidak seperti Pak Prabowo, yang menakut-nakuti rakyat. Contohnya kemarin pengguna RS dan BPJS bahwa selang dipakai berulang-ulang kali itu berbahaya," ujar Karding di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Rabu (2/1).

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga menyesalkan pernyataan Prabowo Subianto terkait polemik BPJS yang berdampak pada pasien. Karena, kata Karding, Jika yang disampaikan bersifat negatif dapat menimbulkan ketidakpercayaan publik atas kepemimpinan presiden saat ini. Tidak menutup kemungkinan kebijakan pun terhambat.

"Pelayanan publik tak jalan. jadi saya betul-betul menyayangkan statement Pak Prabowo dan itu menakut-nakuti dan bikin resah," keluhnya.

Sebelumya, Prabowo menyebut ada masalah keuangan di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Akibatnya berdampak pada kualitas layanan di rumah sakit yang kian terabaikan. 

Misalnya, lanjut Karding, penggunaan selang cuci darah yang digunakan secara berulang. Bahkan hingga 40 orang. Namun Kerding menegaskan bahwa pihak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyampaikan bahwa kebijakan penggunaan selang hemodialisis hanya satu kali atau sekali pakai. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement