Kamis 21 Nov 2019 08:03 WIB

Impor Beras Ketan Dinilai Kontra dengan Kebijakan Pemerintah

langkah permintaan impor justru tidak produktif

Pengamat politik dan kebijakan anggaran, Uchok Sky Khadafi saat menjadi pembicara dalam diskusi terkait persoalan pada PT Pembangunan Jaya Ancol di Jakarta, Jumat (10/3).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengamat politik dan kebijakan anggaran, Uchok Sky Khadafi saat menjadi pembicara dalam diskusi terkait persoalan pada PT Pembangunan Jaya Ancol di Jakarta, Jumat (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana impor beras ketan oleh Perum Bulog dinilai bertolak belakang dengan perintah Presiden Jokowi. Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan, langkah permintaan impor justru tidak produktif.

“Kalau dilakukan impor beras ketan, berani sekali itu Bulog. Kalau impor dilakukan, benar benar sudah melanggar perintah Presiden Jokowi, dan hanya menghabiskan devisa saja,” ujar Uchok kepada wartawan, Rabu (20/11).

Menurut Uchok, Bulog harusnya paham, langkah impor ini akan berdampak pada defisit pada neraca perdagangan. Ia mengusulkan agar Presiden Jokowi merealisasikan ancamannya itu. “Gigit dan copot saja (Bulog),” ujarnya.

Seperti diketahui, sebelumnya Presiden Jokowi mengancam jangan ada pihak yang coba-coba menghalangi dirinya dalam menyelesaikan masalah impor. “Saya sampaikan, pasti saya akan gigit, dengan cara saya," ujar Jokowi.

Uchok melanjutkan, lebih baik anggaran impor ketan yang akan digunakan, diberikan saja kepada petani sebagai subsidi agar menanam padi ketan.

“Kalau subsidi petani kan bisa bikin sejahtera petani kita. Pasokan dalam negeri pun cukup, tapi kalau impor ketan, Bulog hanya bisa sejatera petani negara lain,” tuturnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement