Selasa 11 Dec 2018 13:15 WIB

TNI-Polri Terus Cari Empat Orang yang Diduga Selamat

Operasi penyelamatan korban terus dilakukan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
Menkopolhukam Wiranto didampingi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menkominfo Rudiantara memberikan keterangan terkait keamanan Papua di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (20/11).
Foto: Republika/Prayogi
Menkopolhukam Wiranto didampingi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Menkominfo Rudiantara memberikan keterangan terkait keamanan Papua di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (20/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operasi penyelamatan korban penembakan oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Nduga, Papua, terus dilakukan. Wiranto memastikan, masih ada empat orang yang diduga masih hidup setelah melarikan diri saat terjadinya penembakan.

"Saat ini operasi penyelamatan korban terus dilakukan, baik di TKP maupun di sekitar kejadian karena banyak juga dari para pekerja yang menyelamatkan diri secara terburai. Tidak dalam kelompok, tapi terpecah," ungkap Wiranto usai melakukan rapat koordinasi terbatas di Kantor Kemenko Polhukam, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (11/12).

Sejauh ini, Wiranto menerangkan, dari data yang ia terima dari TNI-Polri telah teridentifikasi 17 orang meninggal dunia karena ditembak dan ditebas menggunakan senjata tajam. Kemudian, empat orang ditemukan selamat dan masih hidup. Mereka juga telah berhasil dievakuasi. Namun, masih ada empat orang yang diduga selamat yang sedang dalam proses pencarian.

"Empat masih dalam pencarian. Menurut teman-temannya, mereka bisa lari karena hanya luka bacok. Kita harap hisa ditemukan dalam hidup karena mereka ini pahlawan pembangunan sebenanrnya," tutur Wiranto.

Ia juga mengatakan, ada 27 orang yang berhasil selamat dan telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. Jumlah tersebut sudah termasuk pekerja jembatan dari PT Istaka Karya. Selain mereka, ada pula pekerja Puskesmas, pekerja jaringan telekomunikasi, dan pekerja di salah satu SMP di Mbua.

Sebelumnya, Kapendam XVII Cendrawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi, menuturkan, salah seorang korban selamat, JA, membeberkan kronologis kejadian yang dimulai pada Sabtu (1/12) lalu. Di mana hari itu diklaim sebagai hari kemerdekaan organisasi Papua merdeka (OPM). Saat itu, seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan untuk tidak bekerja karena ada upacara peringatan dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat.

Sekitar pukul 15.00 WIT, kelompok KKSB mendatangai kamp PT Istaka Karya. Mereka memaksa seluruh karyawan sejumlah 25 orang untuk keluar dan digiring menuju kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat. Kurang lebih, ada 50 orang KKSB bersenjata campuran standar militer yang menggiring karyawan PT Istaka Karya.

Kemudian pada Ahad (2/12) pukul 07.00 WIT, seluruh pekerja itu dibawa berjalan kaki dalam keadaan tangan terikat menuju bukit puncak Kabo. Di tengah jalan mereka dipaksa berbaris dengan formasi lima deret dalam keadaan jalan jongkok.

Tidak lama kemudian, kata Aidi, KKSB mereka secara sadis menembaki para pekerja. Sebagian pekerja tertembak mati di tempat, sebagian lagi pura-pura mati terkapar di tanah. Setelah itu KKSB meninggalkan para korban melanjutkan perjalanan menuju bukit Puncak Kabo.

Lalu, 11 orang karyawan yang pura-pura mati berusaha bangkit kembali dan melarikan diri. Namun, mereka terlihat oleh KKSB. Sehingga mereka dikejar dan akhirnya lima orang tertangkap dan dibunuh dengan menggunakan senjata tajam oleh KKSB.

"Enam orang berhasil melarikan diri ke arah Mbua, dua orang diantaranya belum ditemukan sedangkan empat orang selamat setelah diamankan oleh anggota TNI di Pos Yonif 755/Yalet di Mbua," kata Aidi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement