Senin 10 Dec 2018 17:08 WIB

BWS Bali Rencana Bangun 5 Bendungan

Penggunaan air tanah berlebih bisa berdampak buruk.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Bendungan (ilustrasi)
Foto: ipenz.org.nz
Bendungan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida berencana membangun bendungan baru untuk menutupi kekurangan air bersih, khususnya di Denpasar. Kepala BWS Bali Penida, I Ketut Jayada mengatakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Denpasar selama ini baru bisa melayani sekitar 58 persen kebutuhan air bersih warga kota, sisanya warga memanfaatkan air tanah langsung.

"Denpasar membutuhkan bendungan baru dan nanti rencananya akan dibangun lima bendungan," katanya, Senin (10/12).

Meski kebutuhan air bersih masyarakat di luar PDAM berasal dari air tanah, Jayada mengatakan suatu hari itu akan habis. Penggunaan air tanah berlebih bisa berdampak buruk. Salah satunya penurunan permukaan tanah sebagaimana yang terjadi di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Penurunan permukaan tanah juga disebabkan banyak hotel dan penyedia akomodasi pariwisata di Bali yang langsung menyedot air tanah. Kondisi air tanah di Kota Denpasar, sebut Jayadi sejauh ini masih sangat bagus.

Salah satu lokasi pembangunan bendungan baru tersebut adalah di Bendungan Sidan yang akan menyediakan air baku dengan debit mencapai 1.700 liter per detik. Selain di Denpasar, BWS Bali Penida juga berencana membangun Bendungan Tamblang di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng.

Akademisi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Eddy Setiadi Soedjono mengatakan sampai saat ini masih ditemukan gap antara suplai dan permintaan air di perkotaan. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/ 2010 menyebutkan kebutuhan air bersih idealnya 60 liter per orang per hari, sementara pemakaian di perkotaan bisa mencapai 200 liter per orang per hari. Ini berarti ada kelebihan konsumsi lebih dari separuhnya, sekitar 140 liter per orang.

"Upaya pemerintah sia-sia jika tak dibarengi pemanfaatan air yang efisien dari masyarakat," katanya.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 menyebutkan tercapainya 100 persen akses masyarakat akan air minum, nol persen kawasan kumuh, dan 100 persen sanitasi. Ini berarti hingga 2019 seluruh wilayah di Indonesia hendaknya sudah terlayani air bersih.

 

baca berita menarik lainnya: Fikir Air dan Siaga Banjir

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement