Kamis 22 Nov 2018 14:21 WIB

Kakek Asal Riau Gowes dari Berlin ke Istanbul

Hawa dingin membeku menyergap selama perjalanan melintas batas negara hingga Istanbul

Bersepeda Saat Hujan. Ilustrasi
Foto:
Masjid Sultan Ahmat, Istanbul, Turki. (ilustrasi)

Baju Cepat Kering

Joko dan Tasman menggunakan baju yang cepat kering juga antidingin. Baju lapangan dan setelan celana, sarung tangan, kaus kaki, dan penutup kepala merupakan di antara perlengkapan yang mereka bawa. "Dua jam saja celana sudah kering. Besok pagi bisa saya pakai lagi. Makanya, tidak perlu bawa baju yang banyak," kata Tasman, pengasuh salah satu pondok pesantren di Riau ini.

Apakah tidak mengalami sakit selama di perjalanan? Tasman mengaku sehat terus. Tasman mengungkap resepnya. Menurutnya, makanan jangan terfokus pada karbohidrat. "Umumnya itu kalau sakit karena kurang gerak. Tapi, kalau sudah gerak, hilang semua itu sakit-sakit," ujar Tasman.

Adapun Joko menderita flu saat memasuki Edirne, kota di perbatasan utara Turki. Dia sempat membuka penutup mulut yang menyebabkan debu-debu masuk ke mulutnya sehingga memicu flu. Peralatan obat pribadi tentu mereka sertakan. "Kalau saya menyiapkan obat diare, demam, flu," kata Tasman.

Joko mengungkapkan, total jarak yang mereka tempuh mencapai hampir 4.000 kilometer. Perjalanan selama 47 hari. "Di bawah target kami 50 hari sesuai visa yang kami ajukan," kata Joko. Joko dan Tasman mengandalkan Google Map sebagai penunjuk arah selama di perjalanan.

Promosi Indonesia

Sepanjang perjalanan, keduanya mempromosikan Indonesia dengan kekayaan alamnya. Kebanyakan warga yang mereka temui tak mengetahui Indonesia. Saat itulah menjadi momentum bagi keduanya menjelaskan tentang Indonesia. Mereka membawa kartu pos bergambar tempat-tempat wisata di Indonesia. "Di setiap perjalanan, kita usahakan mempromosikan wisata dan budaya kita," ujar Tasman.

Konsul Hubungan Sosial Budaya KJRI di Istanbul, Iwan Wijaya Muyatno, menceritakan, pihaknya membantu Joko yang sudah mulai flu saat bertemu di Edirne, kota perbatasan. "Ada kepedulian KJRI terhadap WNI, makanya saran kami keduanya diangkut ke Istanbul, tidak naik sepeda lagi," ujar Iwan. n ed: satria kartika yudha

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement