Selasa 06 Nov 2018 13:09 WIB

Menyisir Laut Mencari Korban dengan Armada Doa

Sejumlah anggota keluarga diajak Basarnas mencari korban Lion Air di laut Karawang.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Karta Raharja Ucu
Keluarga dan kerabat korban Lion Air JT 610 berdoa bersama usai acara pertemuan dengan petinggi Lion Air yang difasilitasi pemerintah, Senin (5/11).
Foto: AP Photo/Achmad Ibrahim
Keluarga dan kerabat korban Lion Air JT 610 berdoa bersama usai acara pertemuan dengan petinggi Lion Air yang difasilitasi pemerintah, Senin (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Keluarga korban dan pihak-pihak terkait bertolak ke Perairan Karawang, Laut Jawa, Jawa Barat, untuk doa bersama untuk para korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya Muhammad Syaugi, mengitari Kapal perang Republik Indonesia (KRI) Banjarmasin-592 untuk menemui keluarga para korban.

Sebelum menaiki KRI Banda Aceh-593 dan KRI Banjarmasin-592, para keluarga korban berkumpul terlebih dahulu di Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (6/11). Sekira pukul 07.00 WIB, mereka dipersilakan masuk ke dalam kapal.

Republika menaiki KRI Banda Aceh-593 terlebih dahulu sebelum menyebrang ke KRI Banjarmasin-592. Keluarga korban sudah berkumpul dan duduk di kursi yang telah disediakan. Kedua kapal tersebut masing-masingnya turut membawa 20 keranjang bunga, lima kantong plastik berisi bunga, dan lima karangan bunga.

photo
PKPU HI ikut membantu pencarian korban Lion Air JT-610.

Sekitar pukul 08.20 WIB, kedua kapal mulai bergerak menjauh dari Dermaga Kolinlamil untuk menuju lokasi jatuhnya pesawat Lion Air dengan registrasi PK-LQP tersebut. Ada beberapa keluarga korban yang terlihat meneteskan air mata selama kegiatan ini berlangsung. Mereka ditenangkan para pendamping atau petugas-petugas di kapal.

Di KRI Banjarmasin-592, Syaugi mendatangi keluarga para korban. Tak sedikit dari mereka yang menanyakan kelanjutan pencarian dan pengevakuasian korban yang belum ditemukan. Syaugi mengatakan kepada mereka untuk tak khawatir akan hal tersebut, karena tim SAR gabungan setiap hari melakukan pencarian di laut.

"Setelah kita analisa masih ada (korban). Jadi diperpanjang sampai besok. Alasannya karena menemukan korban di pesisir Tanjung Pakis," tuturnya kepada keluarga korban yang ditemui.

Ia meyakinkan kepada keluarga para korban, tugas pokok tim SAR gabungan adalah melakukan pencarian dan pengevakuasian terhadap para korban. Hingga kemarin, setidaknya sudah diperoleh 164 kantong jenazah dari pencarian sejak hari pertama kejadian.

Syaugi juga mengatakan, semua kemungkinan, termasuk adanya jenazah yang ditemukan. Ia menyebutkan, apa yang pihaknya miliki akan secara maksimal dikeluarkan untuk melakukan pencarian. Menurutnya, apa yang dibutuhkan kini adalah doa baik kepada anggota tim SAR gabungan maupun para korban.

photo
Karyawan Lion Air bersama keluarga korban menyusuri laut Karawang untuk mencari jenazah korban kecelakaan pesawat Lion Air. (foto: Ronggo Astungkoro/Republika)

Rencananya, di tempat jatuhnya pesawat tersebut akan dilaksanakan doa bersama. Prosesi doa bersama ini dilakukan dengan maksud mendoakan para korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang, Laut Jawa, Jawa Barat. Selain itu, keluarga korban juga diajak untuk melihat langsung apa yang tim SAR gabungan kerjakan selama lebih dari sepekan ini.

"Kita mendoakan. Supaya keluarga korban ini juga tahu bagaimana yang kita kerjakan, di mana lokasinya. Sehingga mereka memahami betul seperti tadi yang saya sampaikan," terangnya di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement