Selasa 02 Oct 2018 19:06 WIB

Warga Sampai Harus Menyelam Mencari Korban Tsunami Donggala

13 warga Kompleks Pergudangan Pelabuhan Donggala belum ditemukan.

Sejumlah toko dan gudang yang rusak akibat diterjang gempa dan tsunami berkekuatan 7,4 SR di kawasan Pergudangan Kabupaten Donggala, Sulteng, Senin (1/10).
Foto: Antara/Amirullah
Sejumlah toko dan gudang yang rusak akibat diterjang gempa dan tsunami berkekuatan 7,4 SR di kawasan Pergudangan Kabupaten Donggala, Sulteng, Senin (1/10).

REPUBLIKA.CO.ID, DONGGALA -- Sebanyak 13 warga yang tinggal di Kompleks Pergudangan Pelabuhan Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah, dikabarkan belum ditemukan. Mereka diduga tenggelam dan terseret air laut saat tsunami menerjang kawasan itu pada Jumat (28/9).

''Kami masih terus mencari 13 warga saya yang terseret air saat tsunami terjadi Jumat (28/9),'' kata Andi Gopal, Ketua RT.3/RW.5 Kelurahan Boya, Kecamatan Benawa, Kabupaten Donggala, Senin (1/10), seperti dikutip dari Antara.

Warganya yang belum ditemukan itu umumnya perempuan dan anak-anak. Andi Gopal mengatakan warga kawasan pergudangan Pelabuhan Donggala yang hilang diterjang tsunami itu awalnya sebanyak 37 orang. Mereka tinggal di rumah-rumah petak.

Dari pantauan Antara di lapangan, pencarian 13 warga yang hilang akibat diterjang tsunami tersebut terlihat hanya dilakukan menggunakan alat seadanya. Mereka menggunakan sebuah perahu nelayan.

Seorang penyelam yang menggunakan selang, dibantu kompresor untuk membantu oksigen. Di atas perahu nelayan itu, hanya terlihat dua orang: satu memegang tali dan satunya mengatur selang oksigen penyelam.

Saat terjadi gempa, lanjut Andi Gopal, ke-37 warga yang umumnya perempuan dan anak-anak itu berhamburan keluar untuk menyelamatkan diri. Namun, saat hendak keluar, tiba-tiba kompleks gudang yang berisi kopra, coklat dan cengkeh itu ambruk sehingga warga yang panik itu kembali ke rumahnya.

Tak berselang lama, kata Andi Gopal, tsunami datang kemudian menerjang rumah-rumah dan gudang. Termasuk warga yang ada di kawasan itu.

''Pada malam pertama, kami menemukan tiga korban sudah dalam kondisi meninggal,'' kata Andi Gopal. ''Sampai hari Senin, sudah 24 korban kami temukan dalam kondisi meninggal, termasuk cucu saya.''

Dengan hanya mengguna alat seadanya, Andi Gopal bersama warga mencari tetangga mereka yang hilang terseret tsunami. Pencarian dilakukan dengan cara manual. Mereka berharap relawan dan Basarnas datang melihat kondisi warga di sana dan membantu melakukan pencarian warga yang hilang.

''Kami juga meminta perhatian dari pemerintah agar memberikan bantuan kepada warga di sini. Karena, kami juga korban gempa dan tsunami,'' ujar Andi Gopal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement