Kamis 27 Sep 2018 04:27 WIB

'Alf Layla wa Layla' dan Tudingan Pejoratif Terhadap Arab

Ternyata melalui kisah ini membuktikan kebudayaan Arab menyumbangkan kazanah dunia du

Rep: muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Kisah 1001 malam
Foto:
Manuskrip asli 1001 Malam,

Bila mengacu pada wikipedia misalnya dituliskan asal usul munculnya kisah 'seribu satu malam' hingga menjadi legenda dunia itu. Di situ tertulis, Seribu Satu Malam (Arab: ألف ليلة وليلة, --Alf lailah wa-lailah‎, bahasa Inggris: Arabian Nights, bahasa Persia: هزار و یک شب Hezār-o yek shab) merupakan sastra epik dari Timur Tengah yang lahir pada Abad Pertengahan.

Kumpulan cerita ini mengisahkan tentang seorang ratu Sassanid, Scheherazade yang menceritakan serantai kisah-kisah yang menarik pada sang suami, Raja Shahryar, untuk menunda hukuman mati atas dirinya. Kisah-kisah ini diceritakannya dalam waktu seribu satu malam dan setiap malam Scheherezade mengakhiri kisahnya dengan akhir yang menegangkan sehingga sang raja pun selalu menangguhkan perintah hukuman mati pada diri Scheherazade.

photo
Sebuah ilustrasi di buku kisah 1001 malam.

Buku Seribu Satu Malam terdiri dari kumpulan-kumpulan kisah dengan tokoh yang berbeda dan alur cerita yang menarik. Di dalamnya termasuk legenda, fabel, roman, dan dongeng dengan latar yang berbeda seperti Baghdad, Basrah, Kairo, dan Damaskus juga ke Cina, Yunani, India, Afrika Utara dan Turki.

Kisah-kisah dalam Seribu Satu Malam, seperti Scheherezade dan Shahryar, dan Sinbad si Pelaut, menekankan tiga hal pada pembaca yaitu, suatu masalah akan selalu ada penyelesaiannya, keteguhan akan membuat suatu masalah mencapai penyelesaiannya, Kekuatan batin dapat membantu untuk mempertahankan keteguhan.

Dan Kisah Seribu Satu Malam ini, berlatar belakang suasana pada abad ke-8 Masehi, yakni masa pemerintahan khalifah Abbasiyah Harun al-Rashid. Kala itu  Baghdad merupakan salah satu kota perdagangan yang sangat penting. Pedagang dari China, India, Afrika, dan Eropa singgah dapat ditemukan di sana.

Ketika inilah cerita-cerita tradisional dari berbagai bangsa dikumpulkan jadi satu dan dinamakan Hazar Afsanah. Pada abad ke-9, seorang pendongeng dari Arab bernama Abu abd-Allah Muhammed el-Gahshigar menerjemahkan kumpulan cerita ini ke dalam bahasa Arab.

Kerangka cerita mengenai Scheherazade dan Shahryar baru ditambahkan pada abad ke-14. Bentuk modern pertama dari cerita Seribu Satu Malam, namun masih dalam bahasa Arab, diterbitkan di Kairo pada tahun 1835.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement