Rabu 19 Sep 2018 07:42 WIB

M Taufik Bertahan di Daftar Caleg dan Jadi Calon Wagub DKI

Muncul #JanganTaufik pada perbincangan di media sosial Twitter.

Rep: Mabruroh, Sri Handayani, Mimi Kartika/ Red: Ratna Puspita
Wakil Ketua DPRD DKI Mohammad Taufik (kanan) berjalan keluar usai memenuhi panggilan penyidik KPK untuk diperiksa sebagai saksi dalam perkara dugaan pemberian hadiah terkait pembahasan Raperda mengenai rencana tata ruang kawasan strategis Pantai Utara Jaka
Foto:
Media sosial Twitter.

Pengumuman Gerindra bahwa Taufik langsung mengundang reaksi dari pengguna media sosial Twitter. Namun, pencalonan tersebut justru sentimen negatif pada perbincangan di media sosial Twitter, misalnya dengan kemunculan #JanganTaufik.

Berdasarkan analisis tagar di Twitter, #JanganTaufik ini dibarengi dengan #2019PrabowoSandi atau #2019PrabowoPresiden. Ini memperlihatkan pendukung Prabowo-Sandi tidak menginginkan Taufik menjadi wagub DKI.

Dalam perbincangan di media sosial, para pengguna Twitter menyebut kasus korupsi yang menjerat Taufik pada masa lalu bisa menjadi beban, baik bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Anies, dan Prabowo-Sandi selaku capres-cawapres. Apalagi, sejumlah pengguna media sosial yang juga pendukung Jokowi justru mengampanyekan 'dukungan' untuk Taufik. 

'Dukungan' tersebut di antaranya dengan menyebut bahwa salah satu prestasi Taufik pernah terjerat kasus korupsi. Karena itu, pendukung Prabowo-Sandi meminta Gerindra tidak memilih Taufik.

Kasus korupsi yang dimaksud, yakni Taufik pernah divonis selama 18 bulan penjara pada 27 April 2004 terkait pengadaan barang dan alat peraga Pemilihan Umum 2004. Kala itu, Taufik merupakan ketua KPU DKI. Sementara itu, Taufik bergabung dengan Gerindra pada 2008 atau empat tahun setelah putusan pengadilan.

Baca Juga: 

Belum diputuskan

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono memastikan belum ada keputusan terkait wagub DKI. Ia menambahkan, pengisian kursi wagub DKI Jakarta tergantung pada kesepakatan Prabowo dan Sohibul. 

Selain itu, menurut Arief, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentu juga harus didengar pendapatnya. Hal tersebut agar wagub yang dipilih nanti bisa maksimal bekerja sama dengan mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu. 

“Jadi enggak bisa kami serta-merta, kami harus ngomong dulu,” kata dia kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (18/9).

Arief mengatakan partainya tetap mempertimbangkan untuk memberikan posisi wakil gubernur DKI Jakarta kepada PKS selaku rekan koalisi. Akan tetapi, ia menambahkan, partainya juga tetap menghormati usulan DPD Gerindra DKI Jakarta yang ingin Taufik menggantikan Sandiaga. 

Jika PKS memberikan jalan kepada Taufik dalam pembicaraan Sohibul dan Prabowo maka wakil ketua DPRD DKI Jakarta bisa mengisi posisi tersebut. Jika sebaliknya, ia mengatakan, partainya tidak bakal mempermasalahkan karena PKS merupakan sahabat Gerindra.

“Kalau misalnya tidak Taufik, ya, harus dari PKS," kata dia. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement