REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemneko PMK) meminta semua pihak segera melakukan upaya penanganan kejadian malaria di Lombok. Hal ini disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan, Sigit Priohutomo mengutip arahan Menko PMK Puan Maharani.
"Usai terjadinya gempa bumi di Lombok dan sekitarnya, masyarakat yang menjadi korban bencan sangat rentan terkena penyakit. Sehingga upaya-upaya antisipasi serta penanganan kesehatan harus menjadi fokus utama pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan dan dinas terkait," kata Sigit, dalam konferensi pers di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Senin (17/9).
Ia mengatakan, untuk memastikan bagaimana penyebaran malaria dan pencarian korban selanjutnya, Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat telah melakukan Mass Blood Survey (MBS) dan Mass Fever Survey (MFS). Setelah survei ini, pemerintah akan dapat menentukan langkah selanjutnya dalam menangani penyebaran malaria ini.
Kemenko PMK gelar konferensi pers terkait penanganan malaria di Lombok.
"MBS kita ambil darahnya dan MFS ada yang gejala panas kita survei. Dari hasil itulah kita temukan yang positif malaria. Dari situlah, kita menentukan kasus yang meningkat. Dari kasus meningkat ini kita obati semuanya, supaya tidak terjadi penularan baru," kata Sigit melanjutkan.
MBS dilakukan kepada 3.779 orang. Selanjutnya, apabila ditemukan kasus aktif orang tersebut akan segera diobati agar tidak terjadi penyebaran lebih lanjut. Hal ini dianggap efektif untuk menemukan dan mengobati kasus secara dini dan mencegah penyebaran.
Selain dilakukan survei tersebut, Sigit mengatakan Kemenkes juga melakukan pengamatan dan pengendalian vektor, investarisasi obat-obatan di NTB, dan mendistribusikan kelambu berinsektisida sebanyak 2.400 lembar. Selain itu, Kemenkes juga melakukan pelatihan tenaga mikroskopis untuk meningkatkan kembali keakuratan identifikasi malaria.
"Menindaklanjuti arahan Bu Menko, kami di jajaran Kemenko PMK segera menggelar rakornis untuk mempercepat penanganan malaria di Lombok. Selain itu, seluruh masyarakat dan pemerintah daerah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi terhadap dampak kesehatan pascagempa," kata dia.