Selasa 21 Aug 2018 22:57 WIB

Indonesia Masih Konsisten Raih Emas, Cina Tetap Perkasa

Hingga hari ketiga Asian Games 2018, Indonesia telah meraih lima medali emas.

 Eko Yuli Triawan menempati posisi pertama di final angkat besi kelas -62 kg, dan meraih medali emas.
Foto: kemenko pmk
Eko Yuli Triawan menempati posisi pertama di final angkat besi kelas -62 kg, dan meraih medali emas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lifter Eko Yuli Irawan menjaga konsistensi kontingen Indonesia dalam perburuan medali emas pada ajang Asian Games 2018. Pada Selasa (21/8), Eko menjadi yang terbaik pada perlombaan cabang olahraga angkat besi kelas 62 kilogram putra.

Pada perlombaan yang berlangsung di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta, Selasa, Eko Yuli meraih medali emas setelah mencatatkan total angkatan seberat 311 kilogram. Total angkatan itu hasil dari angkatan snatch 141 kilogram dan clean and jerk 170 kilogram.

Ia mengungguli lifter Vietnam Trinh Van Vinh yang meraih perak dengan total angkatan 299 kilogram. Adapun, medali perunggu menjadi milik lifter Uzbekistan Adkhamjon Ergashev yang membukukan total angkatan 298 kilogram.

Keberhasilan lifter 29 tahun kelahiran Lampung itu disaksikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir ke arena perlombaan angkat besi didampingi Menko PMK Puan Maharani dan Menpora Imam Nahrawi. "Ini kemenangan untuk Indonesia," kata Eko Yuli, yang meraih medali perak pada Olimpide 2018 di Rio De Jainero, Brazil, itu.

Bagi Eko Yuli Irawan, medali emas ini merupakan yang pertama diraihnya pada ajang Asian Games yang pernah diikuti, sekaligus yang pertama juga untuk cabang angkat besi di Asian Games 2018 ini. Prestasi emas ini sekaligus meneruskan pencapaian kontingen Indonesia yang konsisten meraih medali emas selama tiga hari pelaksanaan Asian Games 2018.

 

Pada hari pertama (19/8), Indonesia meraih medali emas pertama dari cabang olahraga taekwondo nomor poomsae (seni kerapian jurus) melalui Defia Rosmaniar. Kemudian pada hari kedua (20/8), kontingen Indonesia menambah lagi tiga medali emas dari Lindswell Kwok (wushu), Tiara Andini Prastika dan Khoiful Mukhib (balap sepeda gunung nomor downhill).

Kecuali downhill yang perlombaannya di Subang, Jawa Barat, tiga medali emas dari taekwondo, wushu, dan angkat besi yang perlombaannya digelar di Jakarta, secara kebetulan selalu disaksikan langsung Presiden Jokowi. "Kata Pak Presiden bagus dan harus ditingkatkan," kata Menpora Imam Nahrawi, Selasa.

Selain satu medali emas, kontingen Indonesia juga menambah tiga medali perunggu masing-masing dari wushu melalui Ahmad Hulaefi, tim bulu tangkis putri dan sepak takraw. Sementara dari cabang olahraga lain yang memperebutkan medali emas, seperti balap sepeda gunung nomor cross country, anggar, gulat, menembak, dan taekwondo, duta-duta olahraga Indonesia gagal masuk zona medali.

Baca juga:

Cina perkasa

Hingga hari ketiga Asian Games, juara bertahan Cina masih tetap perkasa dan belum tertandingi dalam perebutan medali emas. Atlet-atlet dari Negeri Tirai Bambu begitu mendominasi dengan mengemas 15 medali emas, dari total 28 keping yang diperebutkan di sepuluh cabang olahraga. Secara keseluruhan China telah mengumpulkan 30 emas, 18 perak dan 12 perunggu.

Menyusul di peringkat kedua adalah Jepang dengan 12 emas, 17 perak dan 17 perunggu. Kemudian, Korea Selatan di peringkat ketiga dengan 8 emas, 12 perak dan 14 perunggu. Sementara Indonesia di urutan keempat dengan 5 emas, 2 perak dan 5 perunggu.

Pundi-pundi emas Cina kembali datang dari arena kolam renang yang menyabet empat emas, selain juga dari balap sepeda cross country, wushu, menembak, taekwondo, dan polo air. Dari perlombaan renang, setidaknya ada dua rekor baru tercipta dari perenang Cina dan Jepang.

Perenang China Liu Xiang mencetak rekor dunia baru untuk nomor 50 meter gaya punggung putri dengan torehan waktu 26,98 detik. Catatan waktu itu lebih cepat dari rekor lama 27,06 detik yang tercatat atas nama rekan senegaranya Zhao Jing, yang diukir pada Kejuaraan Dunia 2009.

Sementara perenang putri Jepang, Rikako Ikee mengukir rekor baru di nomor 100 meter gaya kupu-kupu, ketika mencatat waktu tercepat 56,30 detik dan melampaui rekor sebelumnya yakni 56,61 detik yang dibuat perenang Cina, Chen Xinyi pada Asian Games 2014 Incheon. Selama tiga hari perlombaan renang, Rikako Ikee telah mengumpulkan tiga medali emas, sama dengan yang diraih perenang putra Cina, Sun Yang.

Cabang olahraga renang seakan menjadi persaingan antara Cina dan Jepang, karena dari 21 keping emas yang sudah diperebutkan, hanya dua negara yang dapat. Cina menyabet 11 keping, sedangkan Jepang 10 keping. Masih ada 20 emas lagi yang tersedia dari arena kolam renang hingga perlombaan terakhir pada 24 Agustus.

Sedangkan dari cabang bulu tangkis yang mempertandingkan babak semifinal nomor beregu, tim putra dan putri Indonesia meraih hasil berbeda. Tim putri gagal melangkah ke final setelah kalah dari Jepang dengan skor 1-3, sementara tim putra membalas kekalahan itu dengan membekuk Jepang 3-1.

Pada perebutan medali emas yang berlangsung Rabu (22/8), Jonatan Christie dan kawan-kawan akan menghadapi tim kuat Cina. Pada babak semifinal, Cina mengalahkan Cina Taipei dengan skor 3-1. Adapun, nomor final putri mempertemukan Jepang melawan Cina.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement