Jumat 10 Aug 2018 16:36 WIB

PKS: Kampanye Pemilu 2019 di Media Sosial Harus Santun

Media sosial harus diisi dengan konten mencerahkan sebagai bagian pendidikan politik.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Ratna Puspita
Calon Presiden Prabowo Subianto menyapa pendukungnya yang hadir di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (10/8).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Calon Presiden Prabowo Subianto menyapa pendukungnya yang hadir di Kantor KPU, Jakarta, Jumat (10/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Media Center Tim Pemenangan Pemilu DPP PKS Dedi Supriadi mengatakan kampanye Pemilu 2019 harus berjalan dengan adu gagasan dan ide. Untuk itu, ia mengatakan, pesan-pesan dukungan sebaiknya disampaikan dengan cara-cara yang santun dan elegan.

Dedi mengatakan perhelatan pesta demokrasi Pemilu 2019 mesti dilakukan dengan suasana kegembiraan. Dedi mengungkapkan demokrasi kegembiraan juga harus diwujudkan dalam percakapan di media sosial. 

Dedi mengatakan pendukung masing-masing capres-cawapres harus mengedepankan metode kampanye yang santun dan mengajukan argumentasi yang sesuai dengan data dan fakta. "Sampaikan gagasan dan ide di media sosial dengan cara yang baik. PKS sebagai partai politik Islam sudah menerapkan rules of conduct bagi akun media sosial struktur dan kader," kata Dedi di Jakarta, Jumat (10/8).

Baca Juga: Google, Hoaks, dan Pascakebenaran

Dedi berpendapat kontestasi Pilpres 2019 yang digelar berbarengan dengan Pemilu Legislatif 2019 akan meningkatkan skala percakapan yang dominan di media sosial. Terlebih, pada Pemilu 2019, ada lebih dari 40 persen pemilih merupakan generasi milenial yang akrab dengan penggunaan media sosial.

Pemilih pemula yang jumlahnya hampir 14 juta pasti menggunakan media sosial untuk mencari referensi pilihan. Karena itu, media sosial harus diisi dengan konten yang mencerahkan sebagai bagian dari pendidikan politik kaum milenial. 

“Gunakan media sosial sebagai sarana pendidikan politik yang nyaman untuk mereka," ujar Dedi. 

Terpisah, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, pemilihan umum presiden (pilpres) tahun 2019 akan berjalan dengan lunak tanpa kekerasan. JK mengatakan, hal itu karena kontestan pilpres 2019 melibatkan sosok ulama dan pengusaha dari kedua kubu.

"Saya yakin pemilu ini akan soft, (karena) ada ulama di situ, ada pengusaha. Biasanya pengusaha dan ulama itu tidak akan main keras. Jadi saya yakin baik untuk bangsa kita, pemilu ini lebih soft, lebih kepada (pemaparan) ide-ide," katanya di kantor Wapres Jakarta, Jumat (10/8).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement