Kamis 09 Aug 2018 12:17 WIB

'Kampanyekan Rasa Nasionalisme Melalui Dunia Maya'

Ulama sangat berperan besar dalam proses berdirinya NKRI

dunia maya
Foto: voa
dunia maya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI yang ke-73 tahun, masyarakat Indonesia terutama para generasi muda harus bisa mengampanyekan rasa cinta terhadap Tanah Air melalui Dunia Maya dengan banyak mempelajari sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sejak sebelum negara ini terbentuk. Hal ini agar dapat menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi agar tidak mudah dipecah belah dan tidak mudah terpengaruh paham-paham radikal yang mengarah kepada aksi terorisme, sehingga dapat memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan.

Tak hanya itu, Indonesia ini meupakan sebuah Negara yang dilahirkan oleh banyak komponen strategis. Salah satu komponen strategisnya itu adalah ulama. Dimana-ulama sangat berperan besar dalam proses berdirinya NKRI ini. Hal terebut diungkapkan  Peneliti dari Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Dr Adnan Awar.

“Sudah seharusnya masyarakat Indonesia ini mulai mengkampanyekan tentang kehebatan Indonesia. Berdasarkan pelacakan data, proses persiapan ulama untuk memerdekaan Indonesia itu sudah sangat lama. Sekitar 2 abad sebelum Indonesia merdeka itu sudah disiapkan. Dimana banyak pertemuan ulama a seperti yang terjadi di Aceh pada tahun 1873 sudah mempersiapkan berdirinya negara Indonesia ini,” ujar Dr.Adnan Anwar di Jakarta, Rabu (8/8)

Menurutnya, para ulama di Aceh saat itu sudah menyatakan bahwa jika  negara kolonial itu sudah lepas, maka yang akan berdiri namanya  negara Indonesia, bukan Khilafah Islamiyah. Bahkan pondasi NKRI ini sejak awal sudah disiapkan oleh ulama-ulama di nusantara termasuk di Aceh tahun 1873. Lalu dilanjutkan oleh ulama-ulama yang lainnya seperti Syekh Nawawi al-Bantani, Syech Hasyim Asy'ari dan berdirinya Nahdatul Ulama (NU) dan puncaknya pada tanggal 22 Oktober 1945 di Surabaya yaitu resolusi jihad untuk melawan kedatangan Inggris ke Surabaya.

“Dan ini bukti bahwa sebetulnya kemerdekaan Indonesia ini sangat luar biasa. Karena didukung oleh salah satu komponen kekuatan strategi ulama. .Kalau ada yang menentang berdirinya Indonesia itu sebagai negara yang thogut dan kafir itu tidak benar. Karena negara ini yang mendirikan itu ulama sebagai salah satu komponen strategisnya. Ini yang harus digaungkan melalui dunia maya saat ini,” ujar mantan Wakil Sekjen PBNU ini. 

Lebih lanjut diceritakan Adnan, banyak karya-karya ulama pada saat itu seperti lagu-lagu Padamu Negeri juga diciptakan oleh para ulama. Termasuk bendera Merah Putih sebagai bendera Indonesia juga diusulkan oleh salah satu pendiri Al Khairat yaitu Sych Salim Al Jufri dari Gorontalo, dimana saat itu berada di Mekkah bertemu dengan Hasyim Ashari yang mana Salim Al Jufri bermimpi didatangi Rasullulah Muhammad SAW bahwa nanti kalau Indonesia merdeka benderanya harus Merah Putih. Ini di maksudnya supaya memiliki sarat sambungan perjuangan dengan kerajaan-kerajaan terdahulu seperti Kerajaan Majapahit ataupun Kerajaan Sriwijaya yang benderanya rata-rata adalah bendera merah putih.

“Ini jadi kita harus mensyukuri kemerdekaan yang luar biasa ini. Dan ini harus kita wartakan dan kita beritakan di seluruh media sosial agar masyarakat kita bisa mengetahui betul bahwa kemerdekaan kita itu tidak hanya diperjuangkan oleh kaum nasionalis, tapi juga  oleh ulama-ulama besar  nusantara yang berkaliber dunia,” ujar pria yang juga Tokoh Muda NU ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement