REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Hubungan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Polisi Mohammad Iqbal memandang sayembara berhadiah sepeda yang diadakan Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai suatu bentuk dukungan bagi penyelidikan kepolisian. Sepeda BMX akan diberikan bagi orang yang memberikan informasi terkait penyerangan Novel Baswedan.
"Itu bagus," kata Iqbal di Markas Besar Polri, Jakarta, Jumat (27/7). Iqbal menolak bila sayembara itu dibuat layaknya sindiran bagi Presiden Joko Widodo atau Polri terkait lamanya pengungkapan kasus penyerangan Novel Baswedan. Iqbal justru menganggap, hal itu dapat memicu masyarakat agar semakin berkontribusi dalam membantu tugas Polri, memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, serta penegakan hukum.
"Kalau ada misalnya ormas atau KPK membuat sayembara misalnya, itu bantuan bagi kami, itu kami sudah buka hotline," ucap Iqbal.
Polda Metro Jaya selaku penyidik kasus tersebut menurut Iqbal siap menampung informasi apapun dan dari manapun untuk perkembangan kasus penyerangan Novel. "Bahkan NB (Novel Baswedan) berikan info apapun kami welcome. Ada yang sensitif, sesensitif apapun welcome, kita tuangkan dalam BAP," ujar dia.
Peran masyarakat dalam kasus ini, misalnya memberi informasi warna kendaraan maupun wajah sangat diharapkan oleh Polri. Sejauh ini belum ada orang yang ditersangkakan dalam kasus tersebut. "Memang berkali kali saya sampaikan kasus itu ada karekteristik masing-masing tidak bisa disamaratakan," katanya.
Sayembara diinisiasi wadah kepegawaian KPK setelah 16 bulan kasus ini berlalu kasus Novel belum terungkap. "Kami Wadah Pegawai menyumbangkan satu buah sepeda bagi siapa saja di luar sana yang mampu memberi informasi yang akurat terhadap siapa pelaku yang menyiram air keras terhadap Bang Novel,” kata Ketua Wadah Kepegawaian KPK Yudi Purnomo di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (27/07).
Sepeda tersebut dipajang di depan selasar utama KPK. Hadiah sepeda ini mirip dengan kuis yang kerap diadakan Joko Widodo dengan warga yang menjawab pertanyaannya. Serupa dengan kuis tersebut, siapa saja yang bisa menjawab setidaknya memberikan informasi terkait penyerangan Novel akan mendapatkan sepeda BMX itu.
Yudi juga melayangkan kembali surat terbuka yang menurutnya kerap diabaikan oleh Jokowi. "Izinkan kami ingatkan kembali sdbagai lanjutan surat kami berbulan lalu, jangankan balasan mungkin bapak belum baca surat itu, serangan Novel bukan serangan biasa, upaya untuk membunuh, teror ke aparat penegak hukum, sebagai ujung tombang berantas korupsi," kata Yudi.
Enam belas bulan sudah kasus Novel berada dalam penanganan Polda Metro Jaya. Hingga kini bukti-bukti yang diperoleh polisi masih belum bisa menunjukkan titik terang pelaku penyiraman Novel. Padahal sketsa wajah terduga pelaku telah dibuat. Polri bahkan sempat meminta bantuan kepolisian Australia, namun hasilnya juga nihil.
Novel Baswedan mengalami penyerangan berupa penyiraman air keras berjenis Asam Sulfat atau H2SO4 pada Selasa 11 April 2017. Ia diserang usai menunaikan shalat subuh di masjid dekat kediamannya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Novel pun menjalalani perawatan intensif di Singapura untuk menyembuhkan luka di matanya imbas penyerangan itu.