REPUBLIKA.CO.ID,
JAKARTA -- Antusiasme masyarakat melaksanakan shalat Ied di Masjid Istiqlal, Jakarta kerap tak dibarengi kesadaran akan kebersihan. Salah satu permasalahan yang berulang, yakni sampah koran atau tikar sekali pakai yang berserakan.
Pengurus Masjid Istiqlal mengimbau masyarakat untuk membuang dan membereskan alas yang digunakan saat shalat Ied. "Masyarakat yang shalat di Masjid Istiqlal menggunakan koran dan alas plastik sekali pakai, buang atau simpan di tempat sampah yang sudah kami siapkan," kata Kepala Bagian Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (14/6) sore.
Dengan demikian, ia berharap, usai pelaksanaan shalat Idul Fitri, masjid tetap bersih dan indah. Sebab, ia mengatakan, tidak sedikit wisatawan mancanegara non-Muslim yang berkunjung pada hari raya Idul Fitri ke Masjid Istiqlal.
"Kalau kita membiarkan masjid kita kotor, yang malu bangsa Indonesia sendiri," ujar Hurairah.
Ia mengatakan kesadaran menjaga kebersihan dan keindahan Istiqlal butuh partisipasi masyarakat. Sebab, petugas Istiqlal junlahnya sangat terbatas, tidak mencapai 100. Padahal, jumlah jamaah shalat Ied diperkirakan mencapai 100 ribu hingga 150 ribu.
"Kalau nggak dibantu masyarakat, masjid ini akan kotor," kata dia.
Selain itu, Hurairah juga mengimbau masyarakat yang ingin melaksanakan shalat Ied di Istiqlal, agar datang sejak shalat Subuh. Tujuannya, agar bisa mendapat shaf di dalam masjid.
"Sebaiknya sholat Subuh di Masjid Istiqlal. Artinya sebelum Subuh, sudah datang," tutur dia.
Ia meyakini, apabila seorang jamaah datang lebih dari pukul 05.30 WIB atau setelah shalat Subuh, maka siap-siap saja mendapat shaf di pelataran atau basement (ruang bawah).