Selasa 13 Mar 2018 17:34 WIB

Hadapi Revolusi Industri, PT Harus Siapkan Amunisi

PT memiliki peranan penting dalam menghadapi era tersebut.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Winda Destiana Putri
Perguruan Tinggi - ilustrasi
Foto: blogspot.com
Perguruan Tinggi - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mendorong seluruh Perguruan Tinggi (PT) untuk menyiapkan amunisi dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Sebab, PT memiliki peranan penting dalam menghadapi era tersebut.

Nasir menjelaskan, peran yang paling dominan saat ini ihwal bagaimana memacu pertumbuhan ekonomi (economic growth) yang didasarkan pada sumber daya berkualitas. Faktor utama pendongkrak daya saing ini ada pada skilled labour dan innovation. "Keduanya harus mampu dihasilkan perguruan tinggi," ujar dia saat memberikan kuliah umum di Politeknik Negeri Malang (Polinema), Selasa (13/3).

Saat ini, Nasir berpendapat, jumlah perguruan tinggi yang besar tidak mencerminkan tingginya daya saing suatu bangsa. Hal ini terbukti dengan jumlah perguruan tinggi yang sudah mencapai 4000-an. Meski banyak, dia mengungkapkan, hanya tiga PT yang dapat masuk 500 teratas dunia.

Melihat situasi ini, masalah mutu dan kualitas harus segera ditingkat. Untuk itu, dia berencana menerapkan beberapa kebijakan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Beberapa di antaranya dengan membebaskan nomenklatur program studi untuk pengembangan kompetensi industri 4.0 dan membangun teaching factory. Kemudian melaksanakan perkuliahan dalam jaringan (daring) dan distance learning. Selanjutnya, mengundang Perguruan Tinggi Luar Negeri untuk membuka prodi yang mendukung industri 4.0.

Dengan E-learning atau pembelajaran jarak jauh, satu dosen bisa memberikan kuliah bagi 1000 mahasiswa, tutur Menristekdikti.

Selain itu, reorientasi kurikulum untuk membangun kompetensi yang dibutuhkan RI 4.0 juga perlu dilakukan. Kemenristekdikti juga akan memberikan hibah dan bimbingan teknis untuk reorientasi ini bagi 400 perguruan tinggi. Untuk itu, PT diharapkan dapat mempersiapkan reorientasi kurikulum tersebut dan pembelajaran daring dalam bentuk hybrid blended learning.

Dari sisi sumberdaya, pengembangan kapasitas dosen dan tutor dalam pembelajaran daring juga akan dilakukan. Selain itu, akan dikembangkan pula infrastruktur MOCC (Massive Open Online Course), teaching industry dan e-library.

Kemenristekdikti juga akan memfasilitasi kemudahan konektivitas melalui Indonesian Research and Education Network (IdREN) untuk online learning system. Penguatan riset, pengembangan dan inovasi juga semakin ditingkatkan guna mendukung berbagai kebijakan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement