REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ali Mansur, Arif Satrio Nugroho, Fergi Nadira
JAKARTA -- Ketua DPR RI Bambang Soesatyo mengapresiasi tim Bea Cukai dan Kepolisian Kepulauan Riau yang berhasil mengagalkan upaya penyelundupan tiga ton sabu yang dibawa kapal ikan Myanmar berbendera Taiwan. Namun, ia juga geram ketika mendengar kabar tersebut.
"Saya sangat geram mendengar kabar bahwa masih ada sindikat bandar narkoba yang coba menyelundupkan sabu ke negara kita, bahkan hingga sebanyak tiga ton. Ini sudah sangat keterlaluan dan mengkhawatirkan," ujar Bambang dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (23/2).
Menurut pria yang akrab disapa Bamsoet ini, informasi intelijen Cina yang kepada BNN sebagaimana disampaikan Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso terbukti benar. Ada sekitar lima ton sabu senilai Rp 10 triliun menuju perairan Indonesia.
Tangkapan pertama satu ton di Batam. Tangkapan kedua 1,6 ton pekan lalu juga di Batam dan ketiga kemarin (23/2) sekitar tiga ton juga diperairan yang sama, yakni Batam Kepri.
"Saya akan minta Kapolri mengusut tuntas sampai ke akarnya," kata Bamsoet.
Bagi Bamsoet, keberhasilan aparat hukum dalam mengungkap kapal pembawa Narkoba akhir-akhir ini seperti dua sisi mata uang. "Di satu sisi, saya bangga karena ini menunjukan prestasi cemerlang bagi aparat hukum kita. Di sisi lain, saya sedih karena ini menunjukkan negara kita seperti menjadi surga bagi peredaran narkoba," ucap Bamsoet.
Pada Jumat, 23 Februari 2018 sekitar pukul 13.00 WIB di perairan Selat Philips dekat Pulau Nipah, Kapal Patroli milik Bea Cukai melaksanakan pencegahan terhadap Kapal asing yang membawa narkotika. Diduga jumlah narkotika itu tiga ton sabu. Petugas gabungan masih melakukan pemeriksaan terhadap Kapal itu.
Pengungkapan Sabu 1,6 ton di Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Jakarta. Sabtu (24/2).
Penangkapan sebelumnya, Satgas Gabungan Polri yang bekerja sama dengan Bea Cukai pada Selasa (20/2) mengungkap penyelundupan sabu dengan perkiraan mencapai 1,6 ton (sebelumnya Dirtipid Narkoba menyebut 1,8 ton, red). Pengungkapan itu terjadi di per airan Anambas Batam, Kepulauan Riau yang diangkut oleh sebuah Kapal berbendera Singapura yang berawal kapal empat WNA Taiwan.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Fadli Zon menyoroti penangkapan kapal asing yang diduga membawa tiga ton narkoba jenis sabu di perairan perbatasan antara Singapura dan Indonesia, Jumat (23/2). Menurutnya, kasus penyelundupan lebih dari lima ton narkoba jenis sabu hanya dalam tempo kurang dari sebulan perlu mendapat perhatian serius.
Fadli menyatakan, meski berhasil digagalkan, hal ini tetap saja sangat memprihatinkan. Itu artinya Indonesia merupakan pasar narkoba yang sangat besar. Indonesia sedang darurat narkoba. Upaya pemberantasan narkoba ke depan seharusnya fokus pada bagaimana mematikan pasar yang sangat besar ini, jadi bukan hanya berusaha mematikan para bandar.
Karena itu, Fadli menegaskan, negara harus menguasai sepenuhnya infrastruktur vital seperti bandara dan pelabuhan. "Makanya, saya mengkritik keras pemerintah terkait upaya privatisasi bandara dan pelabuhan," keluhnya.
Dalam pemeriksaan
Polisi melakukan pemeriksaan pada sejumlah awak kapal berbendera Taiwan yang kembali diungkap oleh aparat kepolisian di Perairan Kepulauan Riau, kemarin. Kapal yang diketahui Win Long BH 2998 itu.
"Saya sedang melakukan pemeriksaan bersama sama anggota dikapal Win Long dan saat ini kita minta bantuan untuk anjing pelacak BC Batam untuk membantu melaksanakan pencarian narkotika," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal Polisi Eko Daniyanto, Sabtu (24/1).