REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kabiro Humas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mengatakan, salah satu alasan kepulangan penyidik senior KPK Novel Baswedan ke Indonesia lantaran waktu kontrol Novel yang sudah tidak rutin seperti sebelumnya. Selain itu, kata Febri, juga untuk menghemat pengeluaran anggaran negara.
"Sewa apartemennya habis kemarin dan dokter juga bilang sudah bisa pulang. Karena kalau di Singapura nunggu waktu dua bulan pemeriksaan cuma satu kali atau dua kali itu tentu membebani. Nah, Novel tidak mau keberadaannya di Singapura bawa beban lebih," tutur Febri saat dikonfirmasi, Jumat (23/2).
In Picture: Novel Baswedan Shalat Ashar di Masjid Dekat Kediamannya.
Penyidik senior KPK, Novel Baswedan akhirnya kembali ke Tanah Air pada Kamis (22/2) sejak 10 bulan kasus penyerangan terhadap dirinya. Meskipun sudah kembali ke Tanah Air, Novel Baswedan tidak akan langsung menjalani tugasnya sebagai penyidik KPK karena masih harus menjalani masa pemulihan.
Diketahui, Novel diserang dengan air keras dan kemudian dokter mendiagnosis sekitar 95 persen bagian mata kiri Novel rusak terpapar air keras tersebut. Hingga kini, kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel masih misteri.
Perkembangan kasus itu sendiri, terakhir pihak Polda Metro Jaya merilis dua sketsa wajah yang diduga pelaku teror penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Dari sketsa yang dipaparkan, pelaku pertama berciri-ciri pria berambut cepak dan berkulit gelap. Sementara, satu terduga lainnya berambut panjang dan berkulit putih.