REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan akhirnya kembali ke Tanah Air pada Kamis (22/2). Sejak 10 bulan kasus penyerangan terhadap Novel, pelaku penyiraman air keras ke Novel belum berhasil diungkap.
Salah satu kuasa hukum Novel Baswedan, Saor Siagian mendesak Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk segera mengungkap kasus. Pasalnya, setelah 10 bulan lebih penyelidikan pihak kepolisian belum berhasil mengungkap pelaku penyerangan.
"Oleh karena itu, saya minta kepada saudara Tito Karnavian ini utang saudara, utang kita bersama," kata Saor di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (22/2).
Menurut Saor lambatnya penyelidikan yang dilakukan oleh tim Polda Metro Jaya adalah tanggung jawab dari Kapolri sebagai pimpinan dari Kepolisian. "Sampai sepuluh bulan ini saya kira belum ada progress-nya. Kita minta betul kepada saudara Kapolri, ini adalah tanggung jawab kepada kepolisian. Sepuluh bulan saya kira ini harus segera di tuntaskan," tuturnya.
Diketahui,Novel diserang dengan air keras dan kemudian dokter mendiagnosis sekitar 95 persen bagian mata kiri Novel rusak terpapar air keras tersebut. Hingga kini, kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel masih misteri.
Sampai sekarang, pihak Polda Metro Jaya belum mampu mengungkap motif di balik teror tersebut. Perkembangan kasus itu sendiri, terakhir pihak Polda Metro Jaya merilis dua sketsa wajah yang diduga pelaku teror penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Dari sketsa yang dipaparkan, pelaku pertama berciri-ciri pria berambut cepak dan berkulit gelap. Sementara satu terduga lainnya berambut panjang dan berkulit putih.