Ahad 17 Dec 2017 11:42 WIB

Media Singapura Beritakan Aksi 1712 di Jakarta

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Indira Rezkisari
Suasana Monumen Nasional dan lautan manusia pada aksi Bela Palestina, Ahad (17/12)
Foto: Prayogi/Republika
Suasana Monumen Nasional dan lautan manusia pada aksi Bela Palestina, Ahad (17/12)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak hanya media Indonesia, media negara tetangga juga ikut memberitakan aksi bela Palestina yang dilakukan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Ahad (17/12) ini. Salah satunya The Straits Times Singapura.

Straits Times melaporkan, setidaknya 40 ribu massa berkumpul pada Ahad (17/12) pagi di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, untuk memprotes keputusan kontroversial Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibukota Israel. Media Singapura itu mengutip pernyataan Humas Polda Metro Jaya, Argo Yuwono, yang menyatakan demonstrasi diikuti 40 ribu orang pada pukul 08.00 dan peserta akan terus berdatangan.

Situasinya aman dan stabil, Argo menambahkan. Aksi tersebut diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan beberapa organisasi Islam lainnya.

Presiden AS Donald Trump pada 6 Desember membuat keputusan kontroversial, dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan akan memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke kota bersejarah yang dianggap suci oleh orang Yahudi, Kristen dan Muslim.

Pengumuman Trump, yang menandai pembalikan kebijakan AS selama beberapa dasawarsa, telah mendapat banyak protes di seluruh dunia, termasuk di Malaysia dan Indonesia.

Israel merebut Yerusalem Timur dalam Perang Enam Hari pada 1967 dan mengumumkan seluruh kota sebagai ibu kotanya pada tahun 1980, yang dianggap sebagai sebuah langkah yang dikutuk oleh masyarakat internasional sampai hari ini. Orang-orang Palestina berharap bahwa sebagian kota akan menjadi ibu kota sebuah negara merdeka di masa depan. Selama beberapa dekade, negara-negara besar telah menghindari kepemihakannya dalam konflik tersebut, sebagai gantinya, mereka mempertahankan kedutaan mereka di Tel Aviv.

Sejak keputusan kontroversial Trump tersebut, masyarakat Indonesia mengadakan beberapa aksi demonstrasi. Pada 10 Desember, enam ribu pemrotes berkumpul di luar Kedutaan Besar Amerika di Jakarta. Protes tersebut dipimpin oleh Sekjen Partai Keadilan Sejahtera Mustafa Kamal dan Presidennya Sohibul Iman.

Pada hari yang sama, sebuah kelompok terpisah yang terdiri dari aktivis Masyarakat Relawan Indonesia, atau Masyarakat Sukarelawan Indonesia, berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia untuk menyuarakan suara mereka.

Pada 15 Desember, para pemrotes kembali berkumpul di luar Kedutaan AS di Jakarta, dengan membakar bendera AS dan menuntut agar Presiden Joko Widodo memerintahkan Duta Besar AS untuk meninggalkan negara Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement