REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketegangan di Palestina kembali meningkat setelah Amerika Serikat (AS) mengklaim Yerusalem adalah Ibu Kota Negara Israel. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mendorong agar Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) dapat mengambil peran strategis dalam menyelesaikan persoalan tersebut.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, semestinya PBB dapat berusaha untuk mencari jalan damai demi tercapainya Palestina Berdaulat.
"Jalan damai itu tidak mungkin terwujud jika sudah ditutup dengan menjadikan Yerusalem menjadi Ibu Kota Israel dan AS memindahkan kedutaan besar secara sepihak," ujar Haedar usai menjadi pembicara dalam Tabligh Akbar untuk Palestina di Yogyakarta, Sabtu (16/12).
Sebagai salah satu langkah nyata, Muhammadiyah pun turut dalam aksi bela Palestina yang digelar di Jakarta, Ahad (17/12). Menurutnya, Muhammadiyah ikut ambil bagian dalam aksi itu karena kegiatan tersebut juga melibatkan seluruh komponen masyarakat, bukan hanya kalangan masyarakat Muslim.
Selain itu, lanjutnya, aski ini adalah bukti komitmen kemanusiaan, komitmen pembebasan dan komitmen melawan kesewenang-wenangan. Haedar menilai, jika pemindahan ibu kota Israel dan kedutaan besar AS benar-benar terjadi , jelas ini akan menjadi tragedi politik internasional dan akan menutup rapat perdamaian sekaligus membuka konflik baru di Palestina.
"Hal inilah yang menjadi pertimbangan Muhammadiyah untuk turut memperjuangkan kedaulatan Paletina. Selain itu, seluruh langkah ini juga harus diiringi dengan perjuangan politik dan dukungan moral terhadap Palestina," kata dia.
Advertisement