REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Massa aksi bela Palestina yang tergabung dalam Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB) membubarkan diri dari lokasi aksi di lingkungan kantor Konsulat Jenderal (Konjen) Amerika Serikat (AS) Surabaya Jalan Citra Niaga, Sambikerep, Surabaya, Jumat (15/12). Pada kesempatan tersebut, mereka gagal bertemu perwakilan Konjen AS di Surabaya.
Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim Muhammad Yunus yang memimpin aksi tersebut menyatakan akan kembali menggelar aksi pada Senin (18/12). Harapannya, pada aksi tersebut bisa diterima langsung oleh perwakilan Konjen AS di Surabaya, untuk menyampaikan aspirasinya.
"Insya Allah hari Senin (18/12) kita akan datang lagi dan kita akan minta secara langsung ketemu dengan Konjen AS di Surabaya. Kita akan berdiskusi," ujar M Yunus seusai aksi.
M Yunus menjelaskan tujuan digelarnya aksi tersebut adalah menyampaikan keberatannya atas pernyataan residen Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yarusalem sebagai Ibu Kota Israel. Massa aksi ingin Konjen AS di Surabaya menyampaikan kepada presidennya terkait keberatan tersebut.
M Yunus juga menginginkan agar Trump menyabut pernyataannya tersebut dan mengembalikan Yarusalem sebagai Ibu Kota Palestina. Apalagi, kepemilikan atas Yarusalem menurutnya sudah dijelaskan dalam Al Quran, bahwa itu merupakan bagian dari Palestina.
"Tidak hanya dijelaskan Al Quran, Unesco pum sudah mengakui bahwa Yarusalem atau Al Quds adalah bagian dari negara Palestina, bukan Israel," kata Yunus.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Rudi Setiawan yang juga hadir dalam aksi tersebut mengatakan siap memfasilitasi pertemuan massa aksi dengan Konjen AS Surabaya. Rudi pun mengingatkan, jika perwakilan aksi ingin bertemu langsung dengan Konjen AS di Surabaya maka terlebih dahulu melayangkan surat resmi untuk menjadwalkan pertemuan.
"Saya sudah mengupayakan supaya aspirasi semua umat Islam dapat terakomodir, dapat disampaikan kepada Konjen AS. Kalau rekan-rekan ingin bertatap muka dengan pihak Konjen AS, saya mintakan dibuatkan surat nanti kita minta untuk dijadwalkan," ujar Rudi.