Selasa 24 Oct 2017 13:00 WIB

Gara-Gara Nasi Rumah Sakit Kena Sentil

Rep: melisa riska putri/ Red: Joko Sadewo
Sagu
Sagu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sikap sejumlah rumah sakit (RS) yang masih memberikan menu makanan nasi pada pasien penderita diabetes dipertanyakan. Padahal RS harusnya paham tentang diversifikasi pangan.

Deputi Kepala BPPT Bidang Agroindustri dan Bioteknologi Eniya Listiani Dewi mengatakan, rumah sakit saat ini masih memberikan pasien penderita diabetes nasi sebagai konsumsinya. Meski mereka mengetahui indeks glikemik (IG) pada nasi cukup tinggi.

Padahal konsumsi nasi tersebut bisa diganti dengan sagu. "Sagu rendah indeks glikemik sehingga cocok bagi penderita gula," katanya dalam talkshow diversifikasi pangan bertema 'Mengangkat Pangan Lokal untuk Percepatan Diversifikasi Pangan Mendukung Kedaulatan Pangan Nasional' di Kantor Badan Penelitian dan Pembangunan Pertanian (Balitbangtan), Selasa (24/10).

Selain rendah IG, sagu juga kaya serat pangan, bebas gluten dan tinggi serat resisten, sehingga cocok sebagai makanan diet. "Ternyata industri kesehatan pun belum paham tentang diversifikasi," ujar dia. Untuk diketahui, BPPT telah memproduksi beras sagu yang sayangnya belum diproduksi secara masal.

Staf ahli Menteri Pertanian, yang juga mantan Kepala Badan Ketahanan Pangan, Gardjita Budi menegaskan jika industri kuliner menjadi bagian penting dalam mewujudkan diversifikasi pangan secara masif. Namun bukan hanya aspek harga murah tapi juga memedulikan rasa, sehingga bisa diterima dengan baik oleh masyarakat.

"Di satu sisi masyarakat menerima diversifikasi secara sukarela," katanya.

Ia melanjutkan, generasi saat ini telah terbiasa untuk diversifikasi pangan. Meski ke pangan modern asal luar negeri seperti pizza dan spaghetti. Sehingga perlu memproduksi kuliner berbahan lokal yang secara ekonomi bisa dijalankan.

"Supply bahan baku lokal juga harus diperhatikan agar tidak diisi dari negara lain" ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement