Kamis 31 Aug 2017 04:13 WIB

Warga Kiaracondong Tolak Penutupan Perlintasan Kereta

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Kereta api melintas di perlintasan kereta api Kiaracondong, Kota Bandung, Rabu (30/8). Rencana penutupan jalur perlintasan kereta api sebidang di Kiaracondong oleh pemerintah dalam hal ini Dirjen Perhubungan Darat memperoleh tanggapan negatif dari warga.
Foto: Republika/Arie Lukihardianti
Kereta api melintas di perlintasan kereta api Kiaracondong, Kota Bandung, Rabu (30/8). Rencana penutupan jalur perlintasan kereta api sebidang di Kiaracondong oleh pemerintah dalam hal ini Dirjen Perhubungan Darat memperoleh tanggapan negatif dari warga.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rencana penutupan jalur perlintasan kereta api sebidang di Kiaracondong Kota Bandung, oleh pemerintah dalam hal ini Dirjen Perhubungan Darat, memperoleh tanggapan negatif dari warga sekitar Pasar Kiaracondong. Pasalnya, kalau jalan perlintasan kereta api ditutup, maka akses masyarakat ke pasar akan sulit.

Menurut pedagang oleh-oleh Khas Bandung di Pasar Kiaracondong, Eni handayani (38 tahun), ia menolak rencana tersebut.

"Saya khawatir pembeli jadi malas belanja ke pasar Kiaracondong ini kalau harus muter lewat fly over. Nanti, pembeli jadi sepi," ujar Eni kepada wartawan  Rabu (30/8). 

Menurut Eni, sudah 15 tahun dirinya berjualan di pinggir jalan Pasar Kiaracondong ini. Mata pencahariannya memang ada di jalan yang lokasinya memang dekat perlintasan kereta api. "Kalau bisa mah pertimbangkan lagi. Tolong perlintasannta jangan ditutup. Masyarakat yang akan ke pasar aksesnya jadi susah haruas muter," katanya. 

Pedagang lainnya, Junedi (50 tahun) pun menolak penutupan jalan perlintasan kereta api di Kiaracondong. Ia memprediksi, tak hanya pedagang warga di sekitar Kiaracondong pun akan menolak penutupan perlintasan. Karena, selama ini mereka beraktivitas melewati jalan perlintasan kereta api yang ada di bawah fly over.

"Pasti saya mah nolak. Jalur ini kan ramai kalau pagi. Pasti warga juga banyak yang nolak soalnya jadi susah harus memutar. Kalau saya, khawatir jualan akan jadi sepi," katanya.

Sementara menurut salah seorang Warga RW 01, Sutisna (68 tahun), kalau jalan perlintasan ditutup justru akan bahaya karena pasti akan terjadi kemacetan lebih parah dari sebelumnya. Saat ini saja, jalan masih dibuka kondisi kendaraan padat terutama pada jam sibuk. Apalagi, kalau perlintasannya ditutup.

"Kalau kecelakaan, di sini nggak terlalu rawan. Kecelakan jarang, kalau pun ada kebanyakan emang orang gila yang celaka. Kalau lintasan inj ditutup, pasti akan macet dimana-mana," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement