Selasa 15 Aug 2017 20:26 WIB

Saat Diperiksa, Novel tak Diperlihatkan Sketsa Penyerangnya

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menunjukkan sketsa wajah terduga pelaku penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/7).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menunjukkan sketsa wajah terduga pelaku penyerangan terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Penyidik senior KPK, Novel Baswedan mengaku tidak ditunjukkan oleh polisi mengenai sketsa pelaku terduga penyiraman air keras terhadap dirinya. Novel telah memberikan keterangan kepada penyidik dari Polda Metro Jaya dalam pemeriksaan pada Senin (14/8).

"Sketsa tidak ditunjukkan kepada saya. Saya bisa memahami kenapa sketsa itu tidak diperlihatkan ke saya karena saya memang menyampaikan saya tidak pernah melihat pelaku sehingga sangat wajar sketsa tidak ditunjukkan ke saya," kata Novel di Singapura, Selasa (15/8).

Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai sholat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya. Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017.

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian pernah menunjukkan sketsa pelaku seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Senin (31/7). Sketsa itu menunjukkan wajah seorang pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut keriting dan badan cukup ramping.

"Kedua soal nama jenderal yang saya sebut terkait dengan peristiwa teror itu, saya menyampaikan bahwa itu adalah konsumsi untuk tim gabungan pencari fakta," ungkap Novel. Novel memang pernah menyampaikan, bahwa ada jenderal polisi yang berada di belakang teror terhadap dirinya, tapi belum membukanya ke publik ataupun ke penyidik kepolisian.

"Karena kalau saya sampaikan ke penyidik itu hanya membebani pekerjaan-pekerjaan mereka yang toh juga tidak akan membuat mereka menyelesaikan tugasnya dengan baik," ungkap Novel. Hingga lebih dari 120 hari pelaku penyerangan Novel Baswedan belum ditemukan meski kepolisian sudah memeriksa banyak saksi, membuat sketsa terduga pelaku hingga menahan sejumlah orang yang kemudian dilepaskan lagi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement