Sabtu 29 Jul 2017 22:16 WIB

Indahnya Lebaran Betawi di Malam Hari

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Kue kering yang disediakan untuk pengunjung di rumah Kota Administratif Jakarta Barat pada Lebaran Betawi di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (29/7)
Foto: Ronggo Astungkoro/Republika
Kue kering yang disediakan untuk pengunjung di rumah Kota Administratif Jakarta Barat pada Lebaran Betawi di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu (29/7)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski sudah malam, Lebaran Betawi di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan, masih ramai pengunjung. Mereka berswafoto di rumah-rumah tiap Kota Administatif yang ada di area A kawasan tersebut.

Lampu berwarna-warni menghiasi rumah tiap Kota Administratif yang ada di Jakarta. Masing-masing Kota Administratif juga memamerkan apa yang menjadi ciri khas di daerahnya. Salah satunya adalah wilayah Jakarta Barat. Di rumah joglonya, terdapat ikan cupang dan bunga anggrek.

"Di tiap rumah adat Betawi, ada ciri khasnya masing-masing. Kalau di Jakarta Barat ini kan ciri khasnya ikan cupang dan bunga anggrek, jadi kita pamerkan di sini," ujar Kasubag TU Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat Sri Budiarti kepada Republika.co.id, Sabtu (29/7).

 

Wanita yang biasa dipanggil Ibud ini mengatakan, di tiap rumah itu juga menyediakan makanan khas betawi. Di rumahnya, Ibud dan kawan-kawan menyediakan lontong sayur lengkap dengan telur dan semur jengkol.

"Itu boleh dimakan bagi yang mampir ke sini. Memang disediakan. Jadi silakan mampir ke tiap rumah yang ada di sini biar tahu makanan khas Betawi," kata Ibud.

Selain lontong sayur, di rumah Jakarta Barat ini juga disediakan kue kering dan minuman khas Betawi. Kue kembang goyang, kue sagu, dan bir pletok disediakan di sana. "Selain itu, ada juga kue basah seperti kue ape, lepet, cucur, dan lainnya juga akan ada besok di sini," jelas dia.

Di dalam rumah khas Betawi itu terdapat dua ruangan dan meja bundar beserta kursinya. Di bagian luar, lampu berwarna hijau dan biru menghiasi bagian tiang teras rumah tersebut.

 

Pemandangan seperti itu juga terdapat di lima rumah lainnya. Baik itu rumah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu. Karena itu pula, banyak pengunjung yang berfoto ria di depan rumah-rumah tersebut.

Salah satunya adalah Farista (31). Republika berbincang sedikit dengannya setelah memotret orang tuanya. Menurut Farista, suasana malam hari lebih bagus dibandingkan dengan siang hari. "Malem jadi makin bagus. Lampu-lampunya jadi keliatan kelap-kelipnya. Secara keseluruhan bagus sih tadi sudah muter," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement