Kamis 25 May 2017 13:52 WIB

Muhammadiyah Minta Masyarakat tak Asal Berasumsi Terkait Teror Kampung Melayu

Rep: Amri Amrullah/ Red: Angga Indrawan
Petugas forensik memeriksa lokasi sekitar kejadian ledakan bom di terminal Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (25/5) dini hari.
Foto: Prayogi/Republika
Petugas forensik memeriksa lokasi sekitar kejadian ledakan bom di terminal Kampung Melayu, Jakarta, Kamis (25/5) dini hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir meminta masyarakat tetap tenang dan menjaga kondusifitas setelah insiden bom yang terjadi di area halte Trans Jakarta, Rabu (24/5) malam. Dan menyerahkan penanganan kepada aparat keamanan, tapi berasumsi macam-macam.

Haedar yakin aparat keamanan akan menangani dan mengungkap semua secara profesional, terkait insiden bom di Kampung Melayu ini. "Usut tuntas secara objektif apa yg sebenarnya terjadi dan siapa pelaku pemboman itu agar tidak menimbulkan berbagai asumsi dan dugaan," kata Haedar saat dihubungi, Kamis (25/5).

Bagi Haedar, inilah saatnya polisi menunjukkan profesionalitasnya di mata masyarakat. Sebab publik sebelumnya juga masih menanti kejelasan kasus penyiraman sadis, terhadap Novel Baswedan yang hingga kini masih misteri. Padahal itu, menurutnya juga kasus mengerikan. 

"Kita harap masyarakat juga tetap tenang dan tidak terpancing agar situasi tetap kondusif," terang Haedar. 

Menurutnya, kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia sebenarnya telatif sudah kondusif, maka jangan terpengaruh dan mengembangkan asumsi yang bermacam-macam dengan bom Kampung Melayu tersebut. Lebih-lebih bagi umat Islam, saat-saat ini waktunya jelang menyambut bulan suci Ramadhan.

"Karena itu baik umat Islam maupun seluruh warga Indonesia seyogyanya mengedepankan suasana tenang, damai, toleran, dan saling memaafkan. Sambut bulan Ramadhan dengan hati yang bersih untuk beribadah, serta tumbuhkanlah jiwa kebersamaan yang baik," imbuhnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement