REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Provinsi Jawa Barat akan menggelar Pemilihan Gubernur (Pilgub) pada 2018. Sejumlah partai pun mulai menjaring calon-calon potensial yang akan diusung. Tak terkecuali Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"PDIP akan membuka pendaftaran calon kepala daerah pada 20 Mei mendatang. Tidak hanya untuk Pilgub Jawa Barat, penerimaan ini pun ditujukan untuk pemilihan bupati/wali kota di 16 daerah di Jawa Barat," kata Sekretaris DPD PDIP Provinsi Jawa Barat Abdy Yuhana di Kota Bandung, Selasa (25/4).
Menurut Abdy, PDIP akan mengusung calon yang mengedepankan program dan gagasan. Selain itu PDIP juga mencari sosok calon dengan karakter yang disukai warga. Menurutnya, hal itu menjadi poin utama agar dapat menarik perhatian dan merebut hati masyarakat Jawa Barat.
"Dekat dengan rakyat, tidak diskriminasi, harus jujur dan tidak memiliki masalah di masa lalu sehingga acceptibilitas itu penting," katanya.
Selain penjaringan calon, katanya, hasil Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 kemarin juga menjadi bahan evaluasi. Menurutnya, kedekatan wilayah dan kesamaan karakter pemilih menjadi hal yang perlu dipertimbangkan dalam menyusun strategi.
Disinggung potensi isu SARA seperti yang terjadi di Jakarta, Abdy optimistis hal ini tidak akan terjadi di Jawa Barat. Menurutnya, warga Jawa Barat memiliki sikap yang seiringan sesuai dengan slogan silih asih, silih asuh, dan silih asah. Meski secara langsung tidak berdampak, PDIP akan berupaya agar isu SARA yang mencuat di Jakarta tidak terjadi di Jawa Barat.
"Jadi PDIP akan buat strategi di Jabar. Selain untuk memantapkan soliditas mesin partai, evaluasi ini pun dilakukan agar berbagai fenomena yang terjadi di Jakarta tidak kembali dirasakan di Jawa Barat," tutur Abdy.