Kamis 26 Jan 2017 01:30 WIB

Ini Cara Anies Cari Solusi Jika Pemimpin dan Rakyat Berbeda Pendapat

Rep: Mas Alamil Huda/ Red: Bilal Ramadhan
Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, melakukan sosialisasi di wilayah Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat, Jumat (20/1).
Foto: ist
Calon gubernur DKI Jakarta nomor urut 3, Anies Baswedan, melakukan sosialisasi di wilayah Krukut, Taman Sari, Jakarta Barat, Jumat (20/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbedaan pendapat antara pemerintah dan warga dalam kasus tertentu kerap kali terjadi di Jakarta. Calon gubernur DKI Anies Baswedan menilai, kejadian seperti itu merupakan hal biasa dan pemimpin perlu mencari jalan tengahnya, bukan justru memusuhi rakyatnya.

"Perlu ada fasilitator antarwarga dan pemimpin yang berbeda pandangan. Maka, fasilisator akan memberikan alternatif solusi, agar dua pihak yang berbeda dan punya pandangan masing-masing itu menjadi bersatu," kata dia di Jakarta, Rabu (25/1).

Selama ini, menurut Anies, perundingan antara pemerintah dan rakyat menjadi buntu karena ketimpangan kekuasaan yang sulit menimbulkan kesepakatan. Ruang dialog kurang dibuka lebar untuk memperoleh titik temu antara dua pendapat yang berbeda.

Ia menganggap, pemerintah yang berjalan demikian tidak dilandasi dengan ketegasan. Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini menilai, gaya kepemimpinan seperti itu, bukan lah ketegasan, tapi justru otoriter.

"Tegas dan otoriter berbeda. Otoriter itu keputusan ada di tangan pemimpin. Kalau tegas itu, artinya keputusan bersama dijalankan dengan teguh, bersama-sama," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement