Rabu 16 Nov 2016 06:22 WIB

BBWS Citarum Miliki Program Pengendalian Banjir Hingga 2020

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Angga Indrawan
Warga mendayung perahu buatan saat berusaha keluar dari rumahnya yang terendam banjir di kawasan pemukiman penduduk bantaran Sungai Citarum, Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/11).
Foto: Antara/Risky Andrianto
Warga mendayung perahu buatan saat berusaha keluar dari rumahnya yang terendam banjir di kawasan pemukiman penduduk bantaran Sungai Citarum, Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (14/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum sudah memiliki program pengendalian banjir. Menurut Kepala BBWS Citarum Yudha Mediawan, BBWS Citarum telah memiliki pengendalian banjir Sungai Citarum Hulu untuk 2016-2020. ‎

Menurut Yudha, program pengendalian banjir tersebut adalah membangunan kolam retensi Cieunteung yang sedang berjalan, pembangunan floodway Cisangkuy yang juga tengah berjalan, normalisasi empat anak sungai Citarum yang meliputi Sungai Cikijing, Cikeruh, Cimande, dan Citarum Hulu yang juga tengah berjalan.

"Ketiga upaya tersebut masih on going," ujar Yudha dalam Seminar Solusi Penanggulangan Banjir Citarum di Hotel Grand Royal Panghegar, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Selasa (15/11).

Program Lainnya, kata dia, pembangunan 266 check dam pengendali sedimen. Saat ini, sudah terbangun 146 check dam. Program kelima, peningkatan kapasitas Sungai Citarum Hulu yang baru rencana, dan keenam pembangunan terowongan Nanjung.

"Itu masih dalam rencana dan tengah masuh tahap desain," katanya .

Selain itu, kata Yudha, skema pengendalian banjir wilayah Sungai Citarum 2016-2025. Di antaranya upaya pengendalian banjir melalui pembangunan bendungan Cibeet, Pembangunan Bendungan Cipamingkis, dan pengerukan Sungai Citarum. Sementara pada periode 2026-2030 yaitu pembangunan folder di Baleendah.

Dikatakan Yudha, untuk penanganan banjir diperlukan kemauan politik, kepemimpinan yang kuat dan komitment pimpinan. Selain itu integrasi antar pemangku kepentingan dan para pihak di wilayah cekungan Bandung perlu diintensifkan melalui RAM-IP (Rencana Aksi Multipihak-Implementasi Pekerjaan) yang dikordinir oleh gubernur Jabar.

Menurut Yudha, penanganan banjir kalau disimpulkan sebenarnya ada tiga. Yakni, menjauhkan orang dari banjir dengan cara merelokasi. Karena, Indonesia lahannya cukup luas. Kedua, menjauhkan banjir dari orang namun cara ini cukup mahal karena harus membuat tanggul, membuat waduk, dan lainnya. Ketiga hidup harmonis dengan banjir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement