REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Jalanan menuju Mapolda Sumut mendadak jadi lautan manusia oleh massa aksi damai 4 November, Jumat (4/11). Kemacetan kendaraan bahkan terjadi sekitar empat kilometer sebelum Mapolda Sumut, tepatnya di Simpang Limun.
Pantauan di lapangan, massa terlihat mulai dari gerbang utama Mapolda Sumut hingga fly over Amplas. Jalan itu pun langsung lumpuh total dan tidak dapat dilewati kendaraan.
Massa aksi ini datang dari berbagai penjuru kota Medan dan sekitarnya. Sebagian besar massa bergerak dari Masjid Agung yang menjadi pusat aksi di Medan hari ini.
Massa yang bergerak dari masjid Agung, Jalan Pangeran Diponegoro, mendapat pengawalan dari personel kepolisian. Berada di barisan depan, personel Sat Sabhara Polrestabes Medan yang mengendarai sepeda motor trail. Di belakangnya, terdapat mobil patroli Polrestabes Medan disusul massa aksi yang menggunakan sepeda motor dan kendaraan roda empat. Setiap persimpangan pun dijaga oleh personel Sat Lantas Polrestabes Medan.
Sepanjang konvoi, massa terus menyatakan kecaman terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Pernyataan Ahok dinilai telah melecehkan dan menistakan ayat Al Quran.
"Kami mendesak kepolisian agar segera menahan Ahok. Kalau tidak kami akan tetap demo," kata salah seorang orator di atas mobil, Eka.
Dalam pergerakan menuju Mapolda Sumut, massa melewati beberapa ruas jalan di kota Medan. Berdasarkan pantauan, sejumlah toko dan ruko yang berada di kompleks pertokoan Jalan Cirebon terlihat banyak yang tutup. Para pedagang yang membuka tempat usahanya jauh lebih sedikit dari biasanya.
"Kami bukan anti sama Cina, bukan anti sama orang Nasrani. Namun, kami anti sama yang namanya Ahok yang telah menistakan agama Islam," teriak orator lain dari atas mobil.