Senin 31 Oct 2016 13:38 WIB

Pengamat: Agus Butuh Lebih Banyak Aksi Kejutan untuk Saingi Ahok

Aksi calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, saat melompat dari atas panggung.
Foto: IST
Aksi calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, saat melompat dari atas panggung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, calon gubernur DKI nomor urut 1, Agus Harimurti Yudhoyono melakukan aksi ‘nekat’ saat terjun dari panggung ke tengah-tengah massa di Koja, Jakarta Utara. Aksi stage dive tersebut mendapat beragam respons dari banyak pihak, termasuk jagat media sosial.

Pengamat politik Universitas Al Azhar, Zaenal Budiyono menilai, Agus masih memiliki banyak kesempatan untuk mendapat simpati masyarakat, termasuk pemilih muda. Zaenal menilai, semua pihak memahami bahwa cagub pejawat (incumbent), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), memiliki modal sosial dan modal politik yang sangat kuat saat ini.

Kejutan-kejutan seperti yang dilakukan Agus di Koja tersebut, menurut Zaenal, perlu dilakukan dalam menarik lebih banyak simpati masyarakat. "Bila para penantangnya hanya melakukan kampanye biasa-biasa saja, maka Ahok kemungkinan akan melenggang. Perlu ada 'terobosan luar biasa' guna mengalahkan pamor Ahok," ujarnya, Senin (31/10).

Menurut Zaenal, dalam teori marketing politik, Agus telah memiliki dua faktor penting, yakni candidate awareness atau popularitas dan candidate image atau citra. Terkait candidate awareness, kandidat harus dikenal oleh pemilih, meski tidak harus berada di posisi puncak dalam popularitas. Sementara, candidate image merupakan step setelah popularitas, di mana kandidat harus didukung citra yang baik.

Citra biasanya dikaitkan dengan karakter dan kapabilitas kandidat.  "Terakhir, enggagement, ikatan batin antara kandidat dan pemilih. Ini bisa dimaksimalkan AHY dalam kemampuannya menciptakan 'banyak kejutan', seperti aksi stage dive di Koja beberapa waktu lalu," kata Zanal.

Menurutnya, aksi kejutan AHY ini linier dengan hasil survei LSI (Lingkaran) bahwa AHY memiliki efek kejut yang bisa menjadi 'senjata pamungkas' untuk menempel ketat elektabilitas pejawat. "Jika tak ada aksi-aksi kejutan lainnya dari AHY, bukan tidak mungkin Ahok akan melenggang. Maka dari itu, opportunity ini harus dimaksimalkan AHY," ujar Zaenal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement