REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei Indonesia Indicator (I2) menyebutkan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian berhasil menjalankan strategi komunikasi berdasarkan jumlah pemberitaan melalui media online dan informasi media sosial.
"Sejak kepemimpinan Tito Karnavian total pemberitaan meningkat sekitar 30.000 berita per bulan dari 952 media online," kata Direktur Komunikasi Indonesia Indicator Rustika Herlambang melalui keterangan tertulis di Jakarta Kamis (20/10).
Respon netizen memberikan sentimen negatif antara 32 hingga 40 persen terhadap pemberitaan Polri selama dipimpin Jenderal Polisi Tito Karnavian. Sebelum Tito menjabat sebagai Kapolri jumlah pemberitaan tentang Polri mencapai 20.000 per bulan dari 746 media dengan sentimen negatif sebesar 40 hingga 49 persen setiap bulannya.
Rustika mengungkapkan sejak Tito dilantik menjadi Kapolri mampu memangkas bahkan jarak sentimen negatif hampir berimbang dengan sentimen positif dalam pemberitaan. Rustika menjelaskan pemangkasan jarak sentimen negatif terhadap sentimen positif tidak berhubungan dengan data kriminalitas yang menurunkan namun pengaruh strategi komunikasi Polri kepada publik.
"Mereka cepat bergerak terhadap seluruh isu yang berkembang seperti testimoni Freddy Budiman yang diungkap Haris Azhar, pungutan liar, SP3 Kahutla, narkoba dan penistaan agama," ujar Rustika.
Indonesia Indicator juga mendata 10 besar pengaruh pemberitaan Polri diisi figur pejabat Humas kepolisian yang dianggap menjadi keberhasilan dalam menguasai pemberitaan melalui media online.
Perkembangan sentimen positif terbukti melalui berbagai percakapan melalui media sosial twitter dengan sampling sebanyak 18 persen atau sekit 10.000 cuitan dan 33 persen sentimen negatif dari seluruh percakapan twitter selama sebulan terakhir.
Rustika mengungkapkan percakapan yang mengarah terhadap sosok Tito pribadi lebih besar sentimen positif dibanding pengaruh negatif. Selain itu, emosi amarah netizen mencapai lima persen atau menurun dibanding sebelumnya yang sebesar delapan persen.