Jumat 23 Sep 2016 06:12 WIB

Luka di Balik Wajah Lugu Anak-Anak Korban Banjir Garut

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ilham
Anak-anak korban banjir bandang Garut

Kemudian, anak-anak akan menempelkan gambar yang dibuat mereka sendiri di dinding. Hal itu dinilai akan mebantu menyembuhkan mereka dari syok. Menurut Irniyati, anak-anak tidak trauma, mereka hanya kaget. Sebab, trauma tidak tiba-tiba datang setelah manusia menghadapi suatu kejadian.

Tim Dukungan Psikososial STKS Bandung menerangkan, kalau terus dilakukan pendampingan pada anak-anak di pengungsian, mereka akan sembuh. Tapi, jika tanpa pendampingan, maka akan memunculkan gejala psikis lainnya.

Di Posko Pengungsian anak-anak tidak kesulitan tidur. Hanya orang dewasa yang kesulitan tidur. "Orang dewasa lebih cenderung sulit untuk tidur, satu jam tidur kemudian bangun lagi, siklus untuk mereka menemukan jam tidur masih dalam proses," kata Irniyati.

Perawat Posko Pengungsian, Ita Rosita menerangkan, di hari ketiga mengungsi banyak yang mulai sakit. Ada tiga jenis sakit yang sering dirasakan ibu-ibu dan anak-anak. "Pengungsi sering sakit perut, gatal-gatal, dan pusing," terang Ita.

Sakit perut dan gatal-gatal sering dialami anak-anak. Sementara, ibu-ibu lebih sering mengalami pusing. Diterangkan Ita, kemungkinan penyebab sakit perut dan gatal-gatal karena toilet terlalu sering dipakai oleh banyak orang.

Ia mengatakan, ibu-ibu juga banyak yang mengaku masih sering terbayang-bayang kejadian saat air bah menerjang rumah dan keluarga mereka. Artinya di hari ketiga, kekagetan mereka masih belum hilang dari ingatan korban.

Kebutuhan makan para pengungsi tercukupi, mereka makan tiga kali sehari dan diberi makanan ringan berupa biskuit. Selain itu, disediakan juga susu buat para pengungsi.

Setiap hari kesehatan para pengungsi diperiksa. Jika ada pengungsi yang sakit parah, dia dirujuk ke Rumah Sakit (RS) Guntur Garut. Sampai hari ini ada 175 pengungsi di Posko Pengungsian Korem 062 Tarumanagara. Di antaranya ada 85 perempuan dan 90 laki-laki.

Dalam 175 pengungsi ada empat bayi berusia 0-11 bulan, 17 balita, 22 anak-anak, 31 orang lansia, dua ibu hamil dan empat ibu menyusui. Sebanyak tujuh anak-anak mengikuti kelompok pendampingan berkebutuhan khusus.

Sampai Kamis (23/9) pukul 18.30 WIB, sudah ditemukan 28 jenazah korban banjir bandang. Diperkirakan masih banyak yang hilang, pencarian korban pun terus berlanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement