Selasa 20 Sep 2016 14:07 WIB

Koalisi Kekeluargaan Disarankan tak Bergantung pada PDIP

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Kekeluargaan dinilai tidak perlu terlalu bergantung pada sikap PDI Perjuangan (PDIP) dalam ajang pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta 2017. Pasalnya, jika terus menggantungkan sikap politik pada geliat PDIP, mereka bisa kehilangan kesempatan untuk melakukan konsolidasi kuat dalam pilgub DKI Jakarta.

"Baiknya mereka punya jadwal pasti. Pada akhirnya jika PDIP tak jua berkenan mengumumkan sikap politik mereka, Koalisi Kekeluargaan akan jalan dengan pilihan politiknya sendiri," ujar Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti kepada Republika.co.id, Selasa (20/9).

Menurut dia, Koalisi Kekeluargaan masih mempunyai waktu yang cukup untuk konsolidasi dan sosialisasikan pasangan calon mereka. PDIP lebih cenderung akan berkoalisi dengan partai pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dibanding masuk menjadi bagian dari Koalisi Kekeluargaan. Hal ini tercermin dari pernyataan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristyanto yang menyebut prioritas utama mereka adalah koalisi dengan Ahok.

Pernyataan itu juga menyebut bahwa masuk dalam Koalisi Kekeluargaan adalah opsi terakhir dari tiga opsi yang dipetakan oleh PDIP. Itu artinya, koalisi tersebut bukanlah pilihan utama PDIP. "Maka, cepat bertindak untuk tidak kehilangan waktu dan momentum adalah langkah yang baik bagi Koalisi Kekeluargaan," kata Ray.

Berkoalisi dengan Ahok cukup menguntungkan bagi PDIP, terutama bagi kadernya Djarot Saiful Hidayat. Apabila Djarot berpasangan dengan Ahok, maka dia akan berpotensi menjadi figur politik baru untuk DKI Jakarta apabila Ahok sudah lengser.

Posisi Ahok yang tanpa partai, kata Ray, akan memberi keuntungan politis bagi Djarot untuk terus menjadi tokoh baru dalam arus politik DKI. Artinya, pasca-Ahok, PDIP telah memiliki calon kuat untuk menggantikan mantan bupati Belitung Timur tersebut.

PDIP tidak akan sepenuhnya kehilangan dominasi di DKI. Dengan kalkulasi ini, politik elektoral nasional PDIP tetap dominan di Jawa. Selain DKI, PDIP punya potensi menguasai Banten, Jawa Tengah dan tentunya Jawa Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement