REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) Riau sudah mulai mereda.
Hal itu berkat kerja keras Tim Satgas Udara dan regu pemadam kebakaran (RPK) Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas yang saling bahu membahu memadamkan sejumlah titik api di wilayah tersebut.
"Sebagian dari anggota RPK APP Sinar Mas bahkan tak bisa berlebaran dengan keluarganya, karena harus berpatroli lebih intensif mengawasi lingkungan," kata General Manager (GM) Fire Management APP Sinar Mas, Sujica Lusaka, di Jakarta, Senin (11/7).
Sujica menambahkan, pihaknya juga membantu Tim Satgas Udara dengan menerjunkan heli Superpuma guna water bombing di sejumlah titik api. Sehingga api tidak meluas ke daerah-daerah sekitarnya.
"Upaya ini kami lakukan karena kawasan TNTN berada dekat daerah konsensi lahan milik APP Sinar Mas, sehingga kebakaran tak semakin meluas," ujar Sujica.
Ia menjelaskan, tim RPK selama masa lebaran tidak libur karena bertepatan dengan musim kemarau yang berisiko tinggi terjadi karhutla.
"Mereka semua standby di pos masing-masing sambil terus patroli secara intensif," ujarnya.
Guna mengantisipasi karhutla menyebar lebih luas, lanjut Sujica, pihaknya membagi RPK menjadi sejumlah tim kecil yang disebar ke sejumlah daerah guna memantau kondisi. Tujuannya untuk deteksi dini dan respon cepat bila ditemukan adanya titik api di wilayah tersebut.
"Dalam mengantisipasi karhutla saat musim kemarau dan libur lebaran, kami tingkatkan frekuensi patroli dr 2 kali per hari per rute menjadi 3 kali," tuturnya.
Ditambahkan, antisipasi dini dilakukan guna mencegah api membakar areal konsensi. Sehingga kebakaran lahan dan hutan yang lebih besar juga bisa dicegah sedini mungkin.
"Kami senang tim RPK memiliki dedikasi tinggi dalam berjibaku melawan api, meski di hari libur dan jauh dari keluarga," kata Sujica menandaskan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Komandan satgas Udara, Marmas Henri Alfiandi pada Sabtu (9/7) di Pekanbaru, Riau menduga kebakaran yang terjadi di TNTN ada unsur kesengajaan. Karena di lokasi kejadian ditemukan beberapa gubuk yang ditinggalkan penghuninya.
"Karena tidak ada yang mengaku, maka gubuk tersebut kami bakar," kata pria yang juga Komandan Lanud Roesmin Nurjadin tersebut.
Tim Satgas Udara, lanjut Henri, melakukan pemadaman di dua lokasi. Pertama di Kabupaten Pelalawan di kawasan TNTN dan sekitarnya termasuk di Kabupaten Siak.
"Satgas Udara juga meminta Heli Superpuma milik APP Sinar Mas untuk membantu tim melakukan pemadaman di Kabupaten Siak," kata Henri.
Heli Superpuma, lanjut Henri, bisa mengangkut 4.000 liter air untuk sekali water bombing.
"Jadi tim Satgas Udara bekerja keras melakukan pemadaman walau di hari lebaran. Kita berharap, siapapun pelaku pembakar lahan harus segera ditangkap," tutup Henri.