REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Meski libur lebaran akan berlangsung selama beberapa hari, PJ Sekretaris Daerah (Sekda) Sleman, Iswoyo Hadiwarno menjamin pelayanan publik di kabupaten setempat akan tetap berjalan. Menurutnya, kebijakan ini merupakan bentuk komitmen dari pemerintah untuk tetap melayani masyarakat Sleman.
"Ini sudah menjadi kesepakatan bersama semua Kecamatan dan Disdukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) untuk tetap melayani masyarakat saat libur cuti lebaran," katanya, Kamis, kemarin.
Ia mengatakan, pelayanan publik di kecamatan dan Dinas Dukcapil dijadwalkan tetap buka pada Senin (4/7) dan Selasa (5/7) pukul 09.00 sampai 12.00. Sedangkan Jumat (8/7) pelayanan dilaksanakan pukul 09.00 sampai 11.00.
Sementara untuk pelayanan kebersihan di Sleman hanya mengambil libur satu hari, yakni pada Hari Raya Idul Fitri, Rabu (6/7).
Meski demikian, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sleman, Purwanto mengatakan, selama liburan lebaran ini tugas kebersihan dan pelayanan sampah tetap berjalan. Setidaknya BLH akan mengerahkan personel sebanyak 198 orang yang berkerja dengan sistem shift. "Pelayanan sampah dan kebersihan lingkungan ini mulai dari penyapuan, pemilahan sampah, sampai pengangkutan ke tempat pembuangan akhir di Piungan," kata Purwanto menjelaskan.
Hal yang sama juga diberlakukan bagi pelayanan kesehatan. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman, Mafilindati Nuraini menyampaikan, seluruh Puskesmas di kabupaten setempat akan beroperasi 24 jam mulai dari H-3 sampai H+3. Sebanyak 25 Puskesmas sengaja disiagakan untuk memberikan pertolongan pertama pada penyakit dan kecelakaan.
"Kesiapsiagaan Puskesmas ini juga menjadi langkah antisipasi adanya kasus diare yang biasanya sering terjadi saat lebaran," ujar Linda. Pasalnya, pola makan tidak terkontrol usai Idul Fitri, masyarakat sering mengalami gangguan pencernaan.
Walau begitu, tenaga kesehatan tetap akan mendapat haknya untuk libur hari raya. Layanan kesehatan di RSUD Sleman misalnya, hanya mengambil cuti pada Jumat (8/7). Sehingga di hari lainnya mereka tetap buka untuk memberikan palayanan rawat jalan kepada masyarakat. Sedangkan untuk rawat inap, farmasi, radiologi, Instalasi Gawat Darurat (IGD), dan bank darah akan tetap buka selama 24 jam.
"Kami juga telah melakukan pendataan ibu hamil yang hari perkiraan lahirnya H-7 sampai H+7 Lebaran," kata Linda. Hal ini dilakukan agar proses persalinan dapat tertangani dengan baik untuk mencegah meningkatnya angka kematian ibu melahirkan.
Dari pendataran tersebut tercatat ada sebanyak 447 ibu hamil. 127 di antaranya mempunyai faktor resiko seperti umur. Di mana 53 orang berumur lebih dari 35 tahun dan 13 orang berumur kurang dari 20 tahun. Sementara ibu hamil yang memiliki komplikasi sebanyak tujuh orang. "Untuk menindaklanjuti kondisi ini kami sudah menyiapkan puskesmas agar tetap bisa melayani persalinan bagi ibu hamil beresiko tinggi," ujar Linda.