REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan penghematan anggaran kementerian yang dipimpinnya sebesar Rp 1,58 triliun berdampak pada pengurangan penerimaan asistensi lanjut usia (lansia). Termasuk juga untuk penyandang disabilitas berat.
"Bahwa asistensi lansia dan orang dengan disabilitas berat ini yang paling penting karena tadinya dalam anggaran itu dapat 12 bulan tapi karena ada penghematan menjadi 10 bulan. Saya khawatir kalau tidak terinformasikan pada penerima nanti ada pikiran-pikiran negatif, kasihan nanti pendamping di lapangan," kata Khofifah di Jakarta, Rabu (8/6).
Kementerian Sosial memberikan bantuan asistensi lansia sebesar Rp 200 ribu per bulan yang cair tiga bulan sekali. Sedangkan untuk penyandang disabilitas berat mendapatkan bantuan Rp 300 ribu per bulan yang cair empat bulan sekali.
Selain itu, pengurangan anggaran di Kementerian Sosial juga berdampak pada sejumlah direktorat lainnya. Misalnya terkait anak terlantar, sebelumnya yang mendapat permakanan sebanyak 158 ribu anak kemungkinan berkurang menjadi 144 rubu.
Sementara untuk Program Keluarga Harapan (PKH) bagi peserta baru yang ditargetkan akan mendapat tiga kali pencairan setelah dikurangi Rp 680 miliar hanya bisa dilakukan dua kali pencairan bantuan. "Ternyata penghematannya terakhir Rp 1,2 triliun, jadi cuma sekali bagi 2,5 juta peserta PKH baru," tambah dia. Seperti diketahui Kementerian Sosial menambah peserta PKH dari 2,5 juta menjadi enam juta.
"Jadi kita memang harus mengatur ke dalam supaya target-target program tetap tercapai dengan penghematan yang ada," ujarnya.
Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Sonny W Manalu mengatakan, direktorat tersebut mengalami pengurangan hingga Rp 17 miliar dari anggaran Rp 120 miliar. "Jadi target kita dikurangi dari 20 ribu pemulangan TKI bermasalah di Malaysia menjadi 18 ribu. Usaha Ekonomi Produktif juga berkurang menjadi 1.000," kata Sonny.