Kamis 21 Apr 2016 10:39 WIB

Nelayan Teluk Banten Juga 'Tercekik' Reklamasi Teluk Jakarta

Rep: C35/ Red: Ilham
Nelayan
Foto: Eric Ireng/Antara
Nelayan

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Penasehat Front Kebangkitan Petani dan Nelayan (FKPN) Banten, Kholid Mikdar mengungkapkan, para nelayan lokal seperti kehilangan mata pencahariannya setelah adanya penambangan pasir di Teluk Banten. Penambangan itu digunakan pada proyek reklamasi Teluk Jakarta.

"Mau dari mana lagi kalau bukan dari Teluk Banten? Yang dekat kan di situ, jadi biaya angkutnya murah," kata Kholid saat ditanya pasir yang ditambang di Teluk Banten untuk proyek reklamasi Jakarta, Kamis (21/4).

Sementara itu, dia menjelaskan, akibat proyek penambangan pasir yang sudah mendapatkan izin dari Pemerintah Provinsi Banten tersebut, laut mengalami abrasi. Tidak hanya itu, air laut menjadi keruh sehingga banyak ikan yang mati dan mengungsi dari perairan tersebut. Bahkan, telur ikan di tambak rusak.

Kholid mengalkulasi kerugian nelayan yang sangat signifikan akibat adanya penambangan pasir tersebut. Menurut dia, sebelum adanya penambangan pasir para nelayan bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 300 ribu-Rp 500 ribu per harinya. Namun, setelah adanya penambangan pasir, mereka hanya mendapatkan Rp 100 ribu-Rp 200 ribu per hari.

Penghasilan tersebut, menurut dia, sudah habis untuk pembelian solar untuk perahu. Ditambah lagi karena saat ini nelayan harus mencari ikan dengan jarak yang lebih jauh lagi, akibat pengerukan pasir tersebut sehingga biaya bahan bakar bertambah.

Masyarakat nelayan Teluk Banten berharap pemerintah dapat mengkaji amdal penambangan pasir tersebut dengan jelas. Mereka juga meminta pemerintah menghentikan penambangan pasir yang merugikan para nelayan. Selain itu, mereka juga menginginkan agar para oknum mafia penambang pasir tersebut ditangkap dan diadili secara hukum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement