Selasa 19 Apr 2016 19:45 WIB

Gerindra Ingin Bentuk Koalisi untuk Lawan Ahok

Rep: ratna puspita/ Red: Taufik Rachman
Gerindra
Foto: Republika/Prayogi
Gerindra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menjadi kandidat terkuat untuk memenangi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Partai Gerindra pun ingin membentuk koalisi dengan partai lain untuk melawan Ahok.

Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono mengatakan partainya sedang melakukan komunikasi politik dengan partai-partai lain untuk mengusung calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI 2017.

"Komunikasi sedang kita jalankan, semua partai terbuka, termasuk PDI Perjuangan," kata dia di sela-sela Diskusi Publik dengan tema Grand Corruption Ahok dan Para Kartelnya di Jakarta, Selasa (19/4).

Ferry menyatakan partai politik yang tidak mendukung Ahok sudah memiliki kesadaran untuk menyatukan langkah. Ini untuk mendukung calon-calon yang memungkinkan menjadi lawan Ahok. "Dengan asumsi dia (Ahok) tidak jadi tersangka," kata dia.

Menurut Ferry, penyelidikan pembelian lahan RS Sumber Waras dan polemik reklamasi telah menurunkan elektabilitas Ahok. Setidaknya, elektabilitas Ahok turun delapan persen selama dua pekan terakhir.

"Turun delapan persen itu sangat rawan bagi Ahok," ujar Ferry.

Karena itu, Ferry menuturkan, ini saat yang tepat bagi kandidat yang ingin menantang Ahok pada pilkada tahun depan untuk meningkatkan elektabilitas. Kandidat penantang Ahok di antaranya Sandiaga Uno.

Ferry menjelaskan, Gerindra sedang mempertimbangkan untuk mengusung Sandiaga yang berlatar belakang pengusaha sebagai gubernur DKI Jakarta. Saat ini, Gerindra memberikan kesempatan kepada pria berusia 46 tahun itu untuk meningkatkan elektabilitasnya.

"Bulan depan kita evaluaasi. Kalau elektabilitasnya memadai maka kita akan mengusung pak Sandi. Kalau tidak maka kita akan mempertimbangkan untuk duet dengan calon lain," kata Ferry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement