Jumat 08 Apr 2016 17:06 WIB

Kaltim Alami Anomali Cuaca

Anomali cuaca
Foto: abc
Anomali cuaca

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Temindung Samarinda, Sutrisno menyatakan wilayah Kalimantan Timur mengalami anomali cuaca sehingga sebagian kawasan di daerah itu belum diguyur hujan.

"Kondisi curah hujan saat ini untuk kawasan Kaltim di wilayah pedalaman seperti Kabupaten Kutai Barat potensi terjadinya hujan cukup tinggi," ujar Sutrisno, dihubungi di Samarinda, Jumat (8/4).
 
Sementara lanjut Sutrisno, di wilayah Kaltim bagian pesisir seperti Kota Samarinda, Balikpapan dan Kabupaten Berau, terjadi anomali atau penyimpangan dari kondisi normal. "Jadi, kawasan Kota Samarinda, Balikpapan dan Kabupaten Berau memang tengah terjadi anomali sehingga sampai saat ini hujan belum turun," katanya.
 
Anomali itu tambah dia disebabkan Monsun Asia yang ditandai dengan angin Baratan yang membawa uap air cukup banyak diatas Kaltim, masih terhambat oleh angin Timuran. Sutrisno mengatakan potensi pembentukan awan hanya terjadi di kawasan wilayah Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan serta di kawasan Kaltim wilayah pedalaman.
 
"Kondisi itulah sehingga pekan lalu wilayah Kutai Barat sempat dilanda banjir karena kawasan tersebut potensi hujannya cukup tinggi sementara di wilayah pesisir Kaltim sampai saat ini belum diguyur hujan secara signifikan," kata Sutrisno.
 
Suhu udara di wilayah Kota Samarinda pada Jumat lanjut Sutrisno tergolong cukup tinggi yakni mencapai 35,6 derajat celsius dengan kelembaban 52 persen. "Suhu maksimum dalam sepekan terakhir berkisar 35 sampai 36 derajat celsius. Kondisi dengan suhu udara cukup tinggi dengan kelembaban kering tentu sangat berpotensi menyebabkan terjadinya kebakaran lahan dan kawasan pemukiman," ujarnya.
 
"Jadi, kami kembali mengimbau masyarakat agar tetap meningkatkan kewaspadaan terkait kemungkinan terjadinya kebakaran mengingat suhu udara yang cukup tinggi dengan kelembaban yang kering sangat rentan terpicu kebakaran," ujar Sutrisno.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement