REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Hinsa Siburian mengakui masih mengalami kesulitan untuk merekrut pemuda dan pemudi asli Papua menjadi anggota Tentara Nasional Indonesia.
"Padahal untuk menjaring mereka kami sudah menurunkan beberapa kriteria dasar, termasuk tinggi badan, namun tetap saja kesulitan," kata Pangdam Cenderawasih dalam Rakerda bupati/wali kota se-Papua di Jayapura, Rabu (30/3), malam.
Padahal untuk persiapan merekrut calon TNI, Pangdam sudah memerintahkan babinsa agar merekrut dan melatih para pemuda setempat sehingga saat penerimaan bisa lolos tahapan. Penerimaan dilakukan secara terpisah antara pemuda asli Papua dengan non-Papua.
Walaupun sudah menurunkan beberapa kriteria, namun untuk kesehatan pihaknya tidak main-main. "Karena kalau tidak sehat berbahaya," kata Siburian.
Sementara itu, di tempat yang sama Waka Polda Papua Brigjen Pol Rudolf Rojak mengakui, polisi juga sulit merekrut pemuda terutama yang berasal dari pegunungan karena saat diseleksi tidak bisa berenang.
"Kami mohon bantuan kepada bupati agar dapat membantu menyiapkan para pelajar yang berminat masuk polisi atau tentara dengan membekalinya baik fisik maupun lainnya," katanya.
Menurut Rudolf, anak-anak yang dididik jadi anggota polisi itu nantinya akan ditugaskan kembali di daerah pengirimanya karena mereka lebih mengetahui budaya setempat. "Selain olah raga berenang juga kesehatan yang harus menjadi prioritas, dan tidak ada toleransi."