REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Tim SAR dan gabungan berbagai pihak terus melakukan evakuasi seluruh korban dan penumpang kapak LCT Rafelia II yang tenggelam di Perairan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur.
Manajer Operasional ASDP Pelabuhan Ketapang, Wahyudi Susianto mengatakan perwakilan dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memulai penyelidikan terkait insiden tenggelamnya kapal angkut barang tersebut.
“KNKT sudah mulai melakukan pemeriksaan sejak kemarin (Sabtu),” kata Wahyudi dihubungi Republika.co.id, Ahad (6/3).
Pemeriksaan tersebut termasuk di dalamnya kelengkapan dokumen kapal, wawancara mendalam dengan penumpang kapal yang selamat, dan rekomendasi akhir. Korban kapal dievakuasi dan mendapat perawatan di rumah sakit wilayah Banyuwangi.
“Penumpang, khususnya korban meninggal akan dikoordinasikan dengan pihak asuransi,” ujar Wahyudi.
Jumlah total penumpang Kapal Rafelia II mencapai 81 orang. Lima orang dinyatakan hilang dan masih dalam pencarian. Kapal tersebut berlayar dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali menuju Ketapang, Jumat (4/3) pukul 12.40 wita dan karam dalam perjalanan di Selat Bali.
Wahyudi menegaskan pihak-pihak berkepentingan telah menjalankan fungsinya dengan baik. Syahbandar rutin melakukan pemeriksaan dan pengecekan kondisi kapal-kapal yang akan berlayar. Otoritas pelabuhan mengatur penjadwalan dan menyediakan fasilitas dalam kondisi terbaik.
Jalur pelayaran barang dan penumpang dari dan menuju Pelabuhan Ketapang tetap normal. Evakuasi tidak mengganggu aktivitas pelayaran sebab lokasi tenggelamnya kapal angkut barang tersebut cukup jauh.